Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dubur Pun Akhirnya Masuk Surga

22 November 2011   01:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:22 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka terhenti di pintu surga. Dengan tertib, mereka mengajukan persoalan yang menjadi krusial di tengah perjalanan memasuki pintu surga. Harum surga sudah sangat semerbak. Duh! Mana tahaaaannnn. Wangiiiiii, sekali!

Hmmm...

Amboiiii....

Kami bersyukur ya Allah....

Semua kata-kata takjub, pujian dan rasa syukur diucapkan oleh semua yang menjadi bagian dari tubuh manusia.

Hanya satu yang tidak mengucapkan dengan tegas dan berbunyi, yaitu syir saja alias tersamar saja. Kira-kira dalam hati saja, si Dubur mengucapkan seluruh makna takjub dan syukurnya kepada Sang Mahapencipta.

Setelah menyelesaikan seluruh kesaksiannya, maka sang malaikat berkata, baiklah aku tanyakan dulu bagaimana keputusanNya.

Tidak lama kemudia, kembali sanga malaikat. Dengan berdebar semuanya ingin mendengar apa gerangan keputusan yang adil yang akan diberlakukan. Ternyata ini padanan makna jawabannya:

Pertama, Allah tidak membedakan mahluknya, kaya atau miskin, cantik atau jelek, gagah atau buruk, tinggi atau pendek dan seterusnya.

Kedua, Allah mahamengampuni kepada seluruh mahluknya, baik yang jauh tersesat maupun yang sedang-sedang saja dalam kesesatan, asal melakukan tobatan nasuha atau bersungguh-sungguh dalam bertobat.

Ketiga, Allah mahaadil dalam mengambil keputusan. Sehingga meski ada ketidakpuasan dalam keputusan yang diambilNya, namun Ia lah yang mahatahu akan apa yang tersembunyi maupun yang terang. Mereka lupa, seandainya di dunia si Dubur mogok dan tidak mau mengeluarkan segala yang dimakan dan diminum manusia, maka menjadi apa bentuk mahluk yang bernama manusia itu? Bisa sebesar gudang penyimpanan kontainer yang akan dikapalkan ke luar negeri, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun