"Kuto Gawang bukan hanya keraton, tapi benteng strategis yang berdiri di tengah simpul perairan. Lokasi itu dipilih karena pertahanan alami sungai-sungai kecil dan kanal. Kuto ini dikelilingi air dan jalur perdagangan."(Djohan Hanafiah,1987)
3. Rekonstruksi Arsitektur dan Tata Kota
3.1 Dimensi dan Struktur
Keraton Kuto Gawang berbentuk persegi panjang 700 depa (1100 m) dan dikelilingi oleh dinding dari balok kayu unglen atau kayu besi berukuran 30x30 cm setinggi 7,25 meter. Dinding ini diperkuat oleh tembok tanah bagian dalam tempat meriam-meriam pertahanan diletakkan.
3.2 Letak Geografis dan Lingkungan Alami
Kuto Gawang dibangun di antara tiga sungai penting: Sungai Rengas (di tengah), Sungai Tali Gawe (timur), Sungai Buah (barat).
"Nama-nama seperti Sungai Rengas, Tali Gawo, Sungai Buah itu bukan sembarang nama. Itu semua bagian dari sistem geostrategi kota air yang dulu dirancang di masa kerajaan." (Djohan Hanafiah,1987)
 Ketiganya memisahkan benteng dari daratan sekitarnya dan memberi keuntungan alami dari segi pertahanan.
"Kuto Gawang bukan hanya keraton, tapi benteng strategis yang berdiri di tengah simpul perairan. Lokasi itu dipilih karena pertahanan alami sungai-sungai kecil dan kanal. Kuto ini dikelilingi air dan jalur perdagangan."(Djohan Hanafiah, 1987)
3.3 Fungsi Internal
Di dalam keraton terdapat: Istana Pageran sebagai pusat pemerintahan, Masjid Agung sebagai pusat keagamaan dan pembinaan umat, Kompleks pemukiman bangsawan dan elite lokal.