Mohon tunggu...
Nata RayhanArdiansyah
Nata RayhanArdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Mahasiswa jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Perbandingan PLTU dan PLTP dalam Menentukan Pembangkit Listrik yang Lebih Efisien

6 Oktober 2025   23:39 Diperbarui: 6 Oktober 2025   23:39 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PLTU dengan PLTP dalam menentukan yang lebih efisien (Sumber: Nata Rayhan/AI)

Di era permintaan energi yang terus meningkat, kota-kota dan perusahaan harus mencari sumber energi yang efisien dan berkelanjutan secara ekologis. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal (PLTP) kerap dianggap mirip. Keduanya beroperasi berdasarkan prinsip yang sama, yaitu menggunakan uap untuk menggerakkan turbin, tetapi sumber panasnya berbeda. Maka apa perbedaan utama antara kedua pembangkit listrik tersebut dan menentukan mana yang lebih efisien untuk masa depan energi Indonesia? 

Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan energi panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam, atau minyak bumi untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi yang menggerakkan turbin, sedangkan pembangkit listrik geothermal menggunakan panas alami dari inti bumi. Proses konversi energi pada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara terdiri dari beberapa fase, masing-masing fase menyebabkan kerugian energi, mulai dari pembakaran bahan bakar hingga pemanasan air. Di sisi lain, pembangkit listrik geothermal menggunakan panas bumi secara langsung untuk menghasilkan uap, sehingga menghasilkan rantai konversi yang lebih pendek. Pembangkit listrik geothermal, dengan sistemnya yang lebih sederhana, menawarkan efisiensi termal yang lebih tinggi dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, yang menggunakan bahan bakar fosil dan memerlukan proses pembakaran yang kompleks. 

Dampak terhadap lingkungan merupakan pertimbangan penting saat memutuskan untuk membangun pembangkit listrik yang lebih efisien. Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara merupakan sumber utama emisi (CO₂) dan polutan lain yang berdampak pada kualitas udara. Selain itu, sisa pembakaran batu bara seperti abu terbang menimbulkan masalah pengelolaan limbah. Di sisi lain, pembangkit listrik tenaga geothermal merupakan sumber energi bersih dan terbarukan yang hampir tidak menghasilkan karbon dioksida. Meskipun eksplorasi geothermal memiliki biaya awal yang tinggi dan memerlukan pemeliharaan sistem geothermal yang khusus, dampaknya terhadap karbon jauh lebih rendah, sehingga lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. 

Dalam hal efisiensi energi, pembangkit listrik tenaga geothermal unggul karena menggunakan sumber panas alami yang selalu tersedia dan tidak memerlukan bahan bakar tambahan. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil memiliki kapasitas daya yang besar dan cocok untuk memenuhi permintaan energi nasional yang tinggi, tetapi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil mengurangi efisiensi ekonomi dan lingkungan jangka panjangnya. Pembangkit listrik tenaga geothermal memiliki faktor kapasitas yang tinggi, artinya mereka dapat beroperasi secara terus-menerus tanpa bergantung pada kondisi cuaca, berbeda dengan pembangkit listrik tenaga air atau surya. Selain itu, pembangkit listrik tenaga geothermal dapat beroperasi antara 60% hingga 90% dari waktu dalam setahun (Igwe, 2021), menjadikannya lebih efisien dan andal untuk pembangkitan energi jangka panjang. 

Mengingat berbagai masalah yang telah diatas, jelas bahwa pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan pembangkit listrik geothermal memainkan peran penting dalam sistem energi nasional. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil tetap menjadi tulang punggung pembangkitan listrik berkat infrastruktur yang sudah mapan dan kapasitas produksi yang besar. Namun, dalam hal efisiensi energi, biaya operasional jangka panjang, dan dampak lingkungan, pembangkit listrik geothermal tampaknya lebih efisien dan berkelanjutan. Energi geotermal menyediakan alternatif bersih yang membantu menyeimbangkan antara konsumsi energi dan konservasi lingkungan. Oleh karena itu, meningkatkan investasi di sektor geotermal merupakan pendekatan penting untuk masa depan energi yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun