Mohon tunggu...
Susi Qory Utami
Susi Qory Utami Mohon Tunggu... Lainnya - squ1702

"Dia tahu aku mencintainya,tapi aku mencintainya lebih dari yang dia ketahui.” -Rumah Sufi- Mahasiswa UIN Khas Jember (ProgramDoc)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit Naik Kereta

30 April 2021   20:46 Diperbarui: 1 Mei 2021   07:54 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Ketapang sore hari-dokpri

Ngabuburit istilah yang dipakai dalam bulan Puasa Ramadhan dalam menunggu adzan maghrib. Ngabuburit bisa melakukan apa saja. Jalan-jalan, membaca dan lain-lain. 

Kali ini saya ngabuburit dengan keluarga teman beserta anak dan istrinya. saya mengajak mereka naik kereta api Pandanwangi (Jember-Ketapang, Banyuwangi).

Berawal dari cerita sang Ibu, setiap sore Akmal (anak keempat) melakukan aktivitas menanti kereta api Probowangi (Banyuwangi-Wonokromo, Surabaya) melintas di sore hari, tepat sebelum adzan maghrib berkumandang. Saya melihat juga dari story Whatsapp Ibu. Terjadilah dialog berikut ini Senin Kemarin: 

Ibu Akmal : Akmal suka sekali dengan kereta mbak

Saya: Sekalian saja Bu, diajak naik kereta sampai tujuan akhir. Hanya delapan ribu

Ayah Akmal : Beneran delapan ribu, Ry?

Aku : Iya Pak. Delapan ribu sampai Ketapang. Aku dah yang beli tiketnya pakai aplikasi KAI Access dan Link aja

Ibu Akmal : Ayo sudah mbak, Jumat siang ya kita berangkat. Ini uang tiketnya

Hari Jumat, setelah pulang dari kantor sayang langsung bersiap mengantarkan keluarga teman naik kereta. Mereka menjemput saya di depan gang rumah. Di dalam mobil, Akmal pun sangat senang naik kereta. "Yah, naik kereta yah", sorak Akmal. 

Sesampainya di stasiun, mobil terparkir pada tempat yang telah tersedia. Kita berjalan dari arah parkir menuju stasiun. Saya menyiapkan tiket untuk melakukan boarding. 

Akmal pertama kali naik kereta-dokpri
Akmal pertama kali naik kereta-dokpri
Saat kereta masih belum berjalan, Akmal terus menanyakan kenapa keretanya belum juga berangkat. Karena dia masih belum tahu jam keberangkatan kereta. Setelah kereta berangkat, Akmal sangat takut kereta sudah berjalan sehingga berada di pangkuan Ayahnya. Namun berapa lama, dia sudah mulai terbiasa. Di dalam gerbong selalu bertanya kepada Ayahnya, bernyanyi dan bermain game.

Jam 16.40, kita sudah tiba di stasiun Ketapang. Masih kurang beberapa menit berbuka puasa. Kita mencari masjid terdekat untuk menunaikan Salat Ashar. Lalu mencari warung makan untuk berbuka puasa. 

Nasi Tempong dan Teh Hangat-dokpri
Nasi Tempong dan Teh Hangat-dokpri
Saya memesan Nasi Tempong khas Banyuwangi dan Teh hangat. Sederhana saja dengan sepiring nasi, sayur sawi, teri goreng, tahu goreng, ayam suwir bumbu merah dan tentunya sambal tempong. Seperti makan di rumah namun berada di kota berbeda. 

Keluarga Hafid menuju stasiun-dokpri
Keluarga Hafid menuju stasiun-dokpri
Setelah berbuka puasa, kita bergiliran untuk menunaikan Salat Maghrib. Dan waktu menunjukkan hampir jam 18.00, kita langsung bersiap kembali pulang ke Jember dengan menaiki kereta yang sama. 

Ibu menggandeng Akmal naik ke gerbong-dokpri
Ibu menggandeng Akmal naik ke gerbong-dokpri
Akmal antusias pulang dengan kereta api lagi. Ibunya pun menggandeng Akmal berjalan menuju gerbong satu dan menaiki tangga penghubung gerbong. 

Akmal bertemu teman di Kereta-dokpri
Akmal bertemu teman di Kereta-dokpri
Di dalam kereta, Akmal mendapatkan teman baru. Seorang anak kecil perempuan terlihat menangis. Dia mencoba berkomunikasi dengan teman barunya. Menunjukkan beberapa game di handphone milik Ayahnya. 

Akmal asyik bermain game-dokpri
Akmal asyik bermain game-dokpri
Karena sudah lelah bolak-balik menghampiri teman barunya. Dia bermain game sendiri sambil meminum sebotol susu. Perlengkapan susu sudah dibawakan oleh Ibu ketika pergi jalan-jalan. Akmal sudah tertidur pulas di dalam kereta sampai tujuan akhir. Ketika hampir sampai di Stasiun Jember, Akmal di gendong oleh ayahnya dan dia terbangun. 

"Akmal kalau bangun, nanti tidurnya pasti jam 01.00 malam", kata Ayahnya. Turun dari kereta Akmal kembali bersorak, "Yah, keretanya mau berangkat lagi ya?". Ku suruh dia melambaikan tangan kepada keretanya. Aku dan ibunya hanya tertawa melihat polosnya Akmal. Di mobil dia juga masih terjaga sampai mengantarku pulang. 

Terima kasih untuk Jalan-jalan dan kebersamaan ini. Barangsiapa membahagiakan orang lain, kelak di dapatnya pula kebahagiaan lainnya.

Jember, 30 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun