Salah satu dari analisis dari Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (1992), Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah mengkaji dan menganalisis naskah-naskah lama di antaranya naskah dari Yogyakarta yang berjudul Serat Menak, isinya tentang Kepemerintahan Warna Islam yang dikombinasikan dengan tradisi Hindu dengan konsep kepemimpinan Astabrata.
Bahwa nilai lslami sekitar kepemimpinan sebagai berikut:Â
Selain ajaran agama yang diarahkan ke Islam sunnah, warna Islam di dalam Serat Menak ini juga banyak menyinggung soal pemerintahan dan kepemimpinan. Seorang pemimpin Islam diidealkan sebagai bersikap adil, bijaksana dan berbudi luhur, kasih dan benar-benar mengayomi rakyat. Hal ini nyata sekali pada pelukisan watak Abdul Mutalib sebagai penguasa Mekah.
Sikap kerakyatan juga dilukiskan dengan jelas. Di dalam bergaul dengan rakyat Amir dan adiknya Umarmaya selalu diceriterakan makan bersama rakyat. Sikap pemimpin terhadap harta juga mencerminkan sikap Islam: harta harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat, tidak pantas disimpan di istana belaka.
Para leluhur kita sungguh luar biasa ajaran leadershipnya, diantaranya dengan Serat Menak yang merupakan karya sastra terkemuka di dalam khazanah sastra Jawa. Serat gubahan Yasadipura yang hidup pada tahun 1729 - 1803, beliau adalah pujangga kraton Surakarta pada zaman pemerintahan Paku Buwana III dan Paku Buwana IV. Â
Semoga bermanfaat...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI