Mohon tunggu...
PAK Shoes
PAK Shoes Mohon Tunggu... Ringan, Relevan, dan Refresh

Menebar kebaikan melalui tulisan ringan, relevan dengan keadaan, dan merefresh untuk memulihkan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jejak yang Tertinggal dari Gus Muwafiq

24 Mei 2025   05:20 Diperbarui: 24 Mei 2025   05:34 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Sahara Sky Event: Gus Muwafiq menciptakan iklim menjadi begitu riang, semua larut dalam kebahagiaan. 

Event besar yang cukup ekstra menyita perhatian kita telah usai. Lapangan Desa Tanjungsari menjadi saksi dengan jejak kaki yang ditinggalkan oleh ribuan mustami'in yang hadir dalam pengajian akbar Tasyakuran Kebangsaan bersama KH Ahmad Muwafiq (Yogjakarta). Ada suatu jejak penting yang ditinggalkan oleh Gus Muwafiq, semoga tak luput dari perhatian kita.

Menghadirkan kyai kondang sekaliber nasional ini sudah lama didambakan oleh warga Tanjungsari. Baru tahun ini diijabah, tepatnya pada hari Rabu, tanggal 21 Mei 2025, jam 20.30 beliau menjejakkan kaki di atas tanah desa Tanjungsari. Kehadirannya disambut dengan bacaan aysrokol yang dikomando dari atas panggung megah milik Sahara Sky Event (Abah Huda, Tanjungsari).

Sholawat yang dilantunkan vokalis (munsyid) group Hadrah Reeborn 'Pesona Santri' yang dipimpin oleh Gus DR. H. Audin, MPdI (Tulungagung) tak hanya menggetarkan panggung, tapi juga menggetarkan hati semua jamaah yang mengikuti lantunan ini. Suasana syahdu dan haru menjadi satu.

Setelah Kyai berada diatas panggung bersama Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung, dan semua tamu undangan VIP acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan mars Syubbanul Wathon yang dipimpin oleh Sahabati Era Dwiningsih, SPd (Fatayat Karangrejo).

Masih dalam suasana semangat terinduksi lagu mars yang barusan dinyanyikan, seluruh hadirin duduk dengan nyaman dibawa luruh ke alam spiritual dengan menghayati lantunan ayat suci yang dibacakan oleh Ustadz Sutrisno, MPd (Sekretaris 2 MWCNU Karangrejo).

Rangkaian acara disambung dengan sambutan dari Bupati Tulungagung, Bapak Gatut Sunu Wibowo, SE., ME. Dengan pertimbangan efektifitas waktu, maka sebelum Kyai dan rombongan Bupati hadir telah dilaksanakan sambutan dari Ketua Panitia Bapak Imam Asngari yang diwakili oleh Bapak Drs. H. Muh Jauhari, MAg. (Ketua MWCNU Karangrejo), dan sambutan Kepala Desa Tanjungsari oleh Bapak Balap Santoso.

Saat yang ditungu-tunggu tiba, samua hadirin benar-benar serius untuk menyimak mau'idhoh hasanah yang akan disampaikan oleh KH. Ahmad Muwafiq. 

Pelajaran Tasyakuran dan Kebangsaan dalam Sepiring Nasi

Kyai mulai dengan membangkitkan kesadaran untuk bersyukur. Kyai menuntun dengan analogi yang menjadikan mudah dipahami mengapa setiap yang kita terima harus disyukuri. Sebagai contoh; saat kita makan, dalam sepiring nasi, takkan terjadi bila kita tak diberi nafsu makan, kesehatan, dan komponen pencernakan yang normal, mulai dari tangan, mulut dan semua komponen dalam rongga mulut dan seterusnya sampai ekskresinya. Apa alasan yang tepat sehingga kita tak mensyukurinya? Tak ada satupun alasan yang membatalkan kewajiban bersyukur.

Belum lagi yang ada diluar tubuh kita, ada nasi, tuhan menciptakan nasi, dengan proses kronologis yang melibatkan banyak pihak mulai dari petani, tukang bajak, kuli tani, penangkaran benih padi, pabrik pupuk, menejemen, pemilik hingga karyawan pabriknya kita tak tahu apa mereka saudara seiman atau tidak, dan semua yang melingkupi selama proses produksi hasil pertanian. Produksi tak akan jadi bila tak ada tanah sebagai media menanam padi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun