Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dugaan Sebagian Besar Daging Sapi di Jember adalah Haram

24 Juni 2019   13:58 Diperbarui: 24 Juni 2019   14:03 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lalu di satu malam telah diselenggarakan acara halal bihalal REMAS (Relawan Masjid) Jember di rumah bapak ketua di Balung. Awalnya seperti biasa kami berenam ngobrol santai ngalor ngidul sampai akhirnya tibalah acara jamuan makan malam (usai shalat isya) dimulai. Ada berbagai macam hidangan dan salah satunya opor ayam. 

Sambil menikmati hidangan kami asyik mengomentari hidangan yang tersedia hingga berhenti di satu topik mengenai halal haram daging. Saat itu mendadak bapak ketua mengatakan jika daging sapi di Jember kebanyakan tidak terjamin kehalalannya. What? serasa saya dan rekan-rekan lainnya seperti disambar geledek di malam-malam kemarau nan cerah. Awalnya saya pikir pak ketua cuma berseloroh tetapi saya ingat benar jika bapak ketua adalah salah satu pejabat RPH (Rumah Pemotongan Hewan) di kabupaten Jember.

Pak ketua pun langsung menjelaskan duduk perkaranya. Persoalannya bersumber dari para jagal yang melakukan penyembelihan tidak sesuai dengan syariat Islam. Salah satu poin wajib penyembelihan agar halal adalah binatang sudah dalam keadaan mati total baru di-boleng atau dipotong-potong. Menurut beliau banyak kasus para jagal sudah memotong-motong hewan meskipun belum mati total. Salah seorang rekan juga pernah bersaksi saat Idul Adha melihat jagal menyembelih sapi dan begitu sapi belum mati betul langsung dipotong sana sini. Bahkan kadang-kadang otot-otot dagingnya masih bisa berkontraksi walaupun sudah dipotong-potong. 

Daging semacam ini jelas haram! Ya mungkin karena si jagal banyak orderan apalagi saat Idul Adha sehingga serba terburu-buru dan maunya serba cepat saja. Kalau saya pribadi sih tidak pernah melihat ternak apapun kecuali ayam yang sedang disembelih karena saya tidak suka melihat darah mengucur dan binatang tersiksa. Ini pula yang membuat saya tidak suka beternak.

Pak ketua merasa sangat prihatin dengan situasi ini. Penyebab lainnya adalah para jagal ternak yang sebagian besar berpendidikan rendah jadi sulit sekali diberikan penerangan mengenai tata cara menyembelih yang benar agar menghasilkan daging yang halal. Bahkan dia sudah beberapa kali memberikan SP (surat peringatan) kepada sejumlah jagal yang bandel. 

Sontak saya penasaran dan langsung bertanya apakah tidak ada aturan dari pusat mengenai teknis penyembelihan ternak supaya halal. Beliau menjawab singkat, "tentu saja ada!", tetapi beliau menambahkan, "aturan kan dibuat untuk dilanggar?" Kami berdua pun spontan tertawa kecut bersamaan. Maklum slogan ini terkesan Indonesia banget gitu loh (dan mungkin cuma ada di Indonesia). 

Seorang rekan menambahkan lagi bahwa banyak aturan di negara ini yang sudah dibuat tetapi sangat sedikit yang benar-benar dijalankan. Sebuah persoalan terbesar bangsa ini di masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang: penegakan hukum. Pak ketua merasa selama ini seperti cuma berteriak-teriak sendirian menghadapi ketidakberesan ini sementara semua pihak lainnya terlihat cuek. Yang ironis adalah justru daging-daging sapi impor (misal dari Australia) yang malah lebih terjamin kehalalannya.   

Tulisan ini saya hadirkan mengingat sebentar lagi kita, umat muslim, akan menyambut datangnya Idul Adha. Seyogyanya kita semua sekali lagi mulai mencermati daging apapun yang kita konsumsi setiap hari mulai sekarang. Jangan sampai kita mengkonsumsi daging haram walaupun secara dzatnya halal karena disembelih dengan cara yang tidak benar. 

Menyembelih dengan tidak benar juga merupakan salah satu bentuk animal abuse yang seharusnya mendapatkan hukuman. Jangan lupa juga sampaikan kepada takmir masjid terdekat yang biasanya menyelenggarakan acara penyembelihan hewan kurban untuk mencari jagal yang benar-benar memahami dan mau melaksanakan tata cara penyembelihan yang benar-benar Islami (jangan cuma maunya kejar setoran saja). Saya pernah membaca sebuah buku bahwa binatang yang stress saat sedang disembelih maka dia akan melepaskan sejumlah senyawa beracun dan yang jika dikonsumsi manusia maka akan menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan kejiwaan.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun