Dulu aku sering bertanya ke diri sendiri:
"Aku ini kurang apa, sih?"
Aku udah berusaha lembut, tapi dibilang lemah.
Aku coba tegas, malah dibilang keras kepala.
Aku tampil beda, dianggap aneh.
Tapi saat aku ikut arus, aku kehilangan diriku sendiri.
Rasanya seperti hidup dalam kotak ekspektasi yang dibuat orang lain dan aku dipaksa pas di dalamnya, meski sesak.
Aku pernah berpikir:
"Mungkin kalau aku berubah jadi yang mereka suka, aku akan lebih dihargai."
Tapi ternyata, makin aku menjauh dari diriku yang asli, makin hampa rasanya.
Aku capek.
Capek jadi versi yang orang lain sukai, tapi bukan versi yang aku cintai.
Sampai akhirnya aku sadar...
Aku ini hidup bukan untuk memenuhi ekspektasi mereka.
Mungkin kamu juga pernah atau sedang mengalami hal yang sama.
Ditekan untuk berubah, bukan karena kamu ingin, tapi karena kamu disuruh.
Dan itu menyakitkan.
Tapi ingat ini:
Menyesuaikan diri boleh, tapi jangan sampai kamu kehilangan diri.
Kita semua berhak tumbuh sesuai versi terbaik dari diri sendiri bukan versi yang dunia paksa kita jadi.
Kalau kamu berubah, biarlah karena kamu sadar dan siap.
Bukan karena kamu takut ditinggalkan.
Bukan karena kamu haus validasi.
Dan bukan karena kamu ingin diakui oleh orang yang bahkan tidak benar-benar peduli.
Penutup:
Kamu layak dicintai tanpa harus jadi orang lain.
Kamu berhak untuk memilih dirimu sendiri.
Dan kamu gak salah kalau hari ini kamu mulai berkata:
"Aku hidup, tapi bukan untuk memenuhi ekspektasimu."
Karena Tuhan menciptakan kamu dengan tujuan bukan untuk jadi salinan siapa pun, tapi untuk jadi kamu yang sesungguhnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI