Barzanji ditulis oleh Jafar ibn Hasan ibn Muhammad al-Barzanji. Beliau berasal suku Kurdi. Jafar al Barzanji  lahir awal abad ke-17, tepatnya bulan Zul Hijah 1126/Desember 1714.Â
Buku Barzanji sejatinya berupa prosa liris. Isi buku Barzanji terdiri atas 361 ayat dan dibagi 19 bab. Antara bab yang satu dengan bab yang lain diselingi semacam doa dan salawat yang berbunyi, "Harumkanlah wahai Allah akan kuburnya yang mulia dengan harum-haruman yang semerbak dari rahmat dan kesejahteraan."
Keempat orang yang membaca dengan lagu merdu akhirnya sampai pada kalimat yang mengajak hadirin untuk berdiri. Saya dan para undangan pun berdiri.
Bayi berumur tujuh hari dibawa keluar dari kamar dan dibawa ke ruang tempat kami kenduri. Tuan rumah menyiapkan sebutir kelapa muda yang sudah dipotong bagian tangkai dan ujung buahnya. Oleh karena itu, buah kelapa muda bisa 'duduk' pada nampan yang dibawa oleh seorang pemuda. Di samping buah kelapa terdapat gunting sebagai alat cukur rambut sang bayi. Sang bayi dibawa berkeliling untuk dimintakan doa selamat.
Akhirnya, pembaca Barzanji pun sampai pada kalimat yang membolehkan hadirin duduk kembali. Tidak lama kemudian, acara sampai pada prosesi pencukuran rambut bayi secara simbolis. Adat kebiasaan yang berlaku di daerah kami, pencukur adalah ayah, kakek, tokoh masyarakat, dan diakhiri oleh ustaz sekaligus memimpin doa tanda ritual syukuran usai.
Sayang sekali, saya tidak membawa kamera sehingga tidak bisa merekam dan mengabadikan acara tersebut. Marhaban, wahai Muhammad Abiyan Nugraha! Selamat diatang di dunia penuh ujian ini. Semoga kelak kamu bisa menggantikan kami sebagai khalifah di bumi ini. Seandainya menjadi pemimpin semoga menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.***
Musi Rawas, 8 Juni 2023
PakDSus