Dan pada Hari Raya Idul Fitri biasanya yang paling senang adalah anak-anak kecil. Selain mereka memakai pakaian baru, sepatu baru, dan segala sesuatu yang serba baru, mereka akan mendapatkan salam tempel dari keluarga terdekat.
Manifestasi kebahagiaan pada Hari Idul Fitri lainnya adalah berlimpahnya makanan di setiap rumah. Selain ada opor, kue-kue, juga minuman beraroma dan manis yang terasa enak ketika kita minum.
Hari Raya Idul Fitri bagi masyarakat Indonesia benar-benar merupakan simbol kemenangan, sehingga banyak sekali keluarga yang "tampak" berlebihan dalam berbagai hal. Pada Hari Raya Idul Fitri banyak sekali yang mendadak mengenakan perhiasan dan menampakkannya di depan umum agar terlihat orang lain. Pada hari tersebut banyak juga yang mengenakan pakaian serba baru. Bahkan, telekung atau mukena, atau alat sholat saat sholat Idul Fitri pun serba baru.
Salahkah?
O... ow, saya tidak mengatakan salah atau keliru. Namun, ada baiknya kita lebih bijak dalam memanifestasikan kebahagiaan pada Hari Raya Idul Fitri. Saling mengunjungi dan mengucapkan selamat berhari raya tentu menjadi sesuatu yang sangat baik.Â
Hanya saja, segala sesuatunya janganlah berlebih-lebihan. Jangan sampai pakaian baru yang kita kenakan dan makanan serta minuman di rumah kita membuat tinggi hati dan menjadi pamer.
Dan jangan sampai makanan yang ada di rumah kita menjadi mubazir serta membuat kita menjadi malah sakit. Saking berlimpahnya makanan kita keasyikan memakannya dan justru membuat perut kekenyangan dan ujungnya sakit perut serta organ pencernaan dalam tubuh.
Ada baiknya kita memanifestasikan kebahagian di Hari Raya Idul Fitri ini dengan berbagi sesuatu yang berlebih di rumah kita dengan mereka yang membutuhkan. Dan ada baiknya kita merefleksikan diri, sejatinya setelah kita melewati kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri, ada perjuangan lainnya di depan yang harus segera kita tuntaskan juga.
Umat muslim sebagai pemenang tentunya bukan mereka yang berhasil merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan bermegah-megahan, bermewah-mewahan, atau berlebih-lebihan, tetapi pemenang sejatinya adalah yang mampu untuk terus mempertahankan keimanan, ketakwaan dan kebaikan-kebaikan dari ibadahnya selama Ramadan. Bahkan akan lebih hebat lagi jika setelah Ramadan berganti bulan, segala kebiasaan amal kebaikan itu terus meningkat.
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kulla 'amin wa antum bikhoir.
Artinya : Semoga Allah Subhanahu Wata'ala menerima (puasa) kita dan setiap tahun semoga kita senantiasa dalam kebaikan. Aamiin