Fenomena Stres di Kalangan Mahasiswa
Stres akademik kerap kali dirasakan oleh mahasiswa. Fenomena menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi mahasiswa selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Beban tugas yang menumpuk, tuntutan prestasi, hingga penyesuaian dengan lingkungan baru kerap kali memicu stres yang berdampak pada pencapaian akademik dan kesehatan mental.
Beberapa penyebab utama stres yang dilaporkan meliputi tugas kuliah yang menumpuk, tekanan untuk mendapatkan nilai tinggi, serta kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kampus. Tak hanya dibebani tanggung jawab akademik, mahasiswa juga dituntut untuk mampu beradaptasi secara sosial, mengelola keuangan sendiri, serta hidup mandiri jauh dari keluarga. Kondisi ini turut memperparah tekanan akademik yang mereka alami.
Sebuah survei yang dilakukan oleh American College Health Association pada tahun 2015 bahkan mencatat bahwa stres merupakan hambatan paling signifikan terhadap pencapaian akademik bagi mahasiswa di lebih dari seratus institusi pendidikan tinggi di Amtgerika Serikat. Sedangkan menurut survei yang dilakukan oleh Pusat Layanan Psikologi Universitas Indonesia (UI) pada awal 2025, sebanyak 68% mahasiswa mengaku mengalami stres tingkat sedang hingga tinggi, terutama akibat beban akademik yang meningkat pascapandemi. Sementara itu menurutnya data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes RI mengungkapkan bahwa tingkat stres akademik di kalangan mahasiswa Indonesia berkisar antara 36,7% hingga 71,6%, data tersebut menunjukkan bahwa fenomena ini cukup mengkhawatirkan.
Fenomena stres akademik, seperti yang telah dijelaskan di atas, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental jika tidak dikelola dengan baik. Maka diperlukan manajemen stres, tidak hanya berkaitan dengan penghilangan stres, tetapi lebih pada membangun kesiapan mental dalam menghadapinya.
gatasinya. Sebagai strategi psikologis, coping mechanism adalah salah satu metode yang bisa membantu mahasiswa untuk menangani atau mengatasi stres akademik.
Apa Itu Coping Mechanism?
Mekanisme koping atau coping mechanism adalah cara atau taktik seseorang dalam menghadapi situasi yang membuatnya merasa stres atau tertekan. Disadari atau tidak, setiap orang pasti memiliki coping mechanism yang muncul ketika terjadi peristiwa yang membuatnya merasa stres.
Tujuan mekanisme koping adalah membantu seseorang mengatur emosi yang muncul akibat stres, misalnya rasa kesepian, marah, sedih, cemas, hingga depresi. Dengan melakukan coping mechanism, perasaan tidak nyaman tersebut diharapkan bisa segera mereda, keseimbangan emosional dapat tetap terjaga, serta membantu seseorang untuk belajar beradaptasi dengan setiap perubahan yang terjadi dalam hidup. Pengenalan dan penerapan teknik coping yang efektif, dapat mengubah stress menjadi peluang untuk personal grow up dan mencapai “win your life.”
Coping Mechanism Yang Dapat Diterapkan Untuk Mengatasi Stres Akademik
Problem Focused Coping Mechanism
Problem focused coping mechanism adalah strategi yang bertujuan untuk menghadapi dan mengatasi masalah dari akarnya. Upaya ini berfokus pada cara menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga tidak ada lagi perasaan yang terganggu dan bisa memicu stres.
Misalnya, saat mengalami pertengkaran dalam hubungan asmara maupun pertemanan, cobalah bicarakan masalahnya secara baik-baik dan bersama-sama mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut tanpa harus menunda atau menghindarinya. Dengan begitu, akar masalah dari pertengkaran tersebut bisa langsung segera diperbaiki.
Beberapa bentuk coping mechanism jenis ini yakni membuat rencana untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk, mencari informasi tambahan untuk memahami masalah lebih baik, atau mengelola waktu dengan lebih efektif.