Mohon tunggu...
Suryani Amin
Suryani Amin Mohon Tunggu...

Penyuka jalan jalan dan tulisan tentang perjalanan. Sosiolog, bekerja sebagai Konsultan untuk Adaptasi Perubahan Iklim di lembaga bantuan pembangunan Internasional di Jakarta. Menulis fiksi dan mendokumentasikan perjalanan adalah minatnya diluar pekerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ekspresi Optimisme Indonesia dalam Pesta Rakyat Jokowi-JK

21 Oktober 2014   07:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:18 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memandang kerumunan manusia dari satu sisi Monumen Nasional. Eforia terasa begitu kental hari ini.Aroma kegirangan tercium lekat. Semua jadi bagian kegembiraan. Seluruhnya merasa patut turut dalam perayaaan. Presiden baru telah disumpah dihadapan Majelis yang terhormat. Untuk amanah pada Pancasila dan Undang-undang.



14138272031275884181
14138272031275884181

1413827236910586176
1413827236910586176

Setelah pelantikan Presidenpagi harinya di Gedung MPR/DPR.Untuk pertama kali dalam ritual pergantian pemimpin di negeri ini, puluhan ribu manusia tumpah kejalan. Menjadi rakyat yang menanti pemimpinnya.Bintangnya Jokowi, berduet dengan Jusuf Kalla.Kirab keduanya diatas andong mengitari jantung Jakarta , memberi ruang dan waktubagi rakyat dan pemimpinnya untuk saling menyapa tanpa jarak.

14138272622081893701
14138272622081893701

1413827295497343848
1413827295497343848

1413827326151829501
1413827326151829501

Meski dengan usia yang terpaut nyaris 20 tahun lebihmuda, popularitas Jokowi nampak jauh melampaui Jusuf Kalla di mata para penyaksi kirab.Namun pengalaman menjadi Wakil Presiden yang diembannya 10 tahun lampau, adalah modal berharga. Untukmengiringi jalan Jokowi lima tahun kedepan. Pada pundaknya, jutaan wong cilik menitipkan harapannya untuk perbaikan nasib. Seperti pemihakannya pada orang miskin yang selama ini ditunjukkan. Lewatcara kerja blusukan nya yang tak lazim Tak sembarang jika Time menyebutnya sebagai A New Hope .

14138273651217333047
14138273651217333047

Untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, antusiasme warga sedemikian besarnya menyambut pemimpinnya. Dari satu sisiMonumen nasional, anak kecil, remaja, dewasa hingga lansia memenuhi ruas jalan. Dariyang bersandal jepit, mengendara sepeda,becak, hingga kaum pekerja kelas menengah . Para pedagang punikut larut dalam simbol merah putih.

1413827437387402135
1413827437387402135

1413827463613473456
1413827463613473456

14138274881691120613
14138274881691120613

Rekonsiliasi yang manis beberapa hari sebelumnya diantara Presiden terpilih danpesaingnya mungkin memberi pengaruh membentuk ciamik nya perayaan.Meskipun kritik, sinisme dan kekecewaanpihak yang kalah bersaing masih terusdigulirikan. Toh, kitatetap perlu pihakoposisiuntuk menjalankan fungsi kontrol dari luar sistem. Demikian , harmoni.

1413827535291789055
1413827535291789055

14138275631350955240
14138275631350955240

Jokowi-JKmenyaparakyatnya dari atas andong yang berjalan lambat. Terhambat kepadatan manusia.  Keduanya terus melambaikan tangan. Bersama, merasakan terik matahari yang menyengat.  Seperti   mengingatkan begitu banyaknya  pekerjaan yang   harus mereka jalankan.  Terutama untuk  memperbaiki kualitas  pendidikan, kesehatan, pemukiman, energi, transportasi,, manajemen bencana  dan  perubahan iklim,ketenagakerjaan  kerja dan seterusnya.  Isu sosial lain membentang didepan mata untuk diselesaikan  termasuk  kriminalitas , hak azasi dan  kekerasan berbasis gender.

1413827596727108108
1413827596727108108

14138276272117997020
14138276272117997020

1413827682522604890
1413827682522604890

Jokowi nampaknya tak lihay berkata-kata. Ia sepertinya bukanlah orator ulung. Untunglah, diatas semuanya, Indonesia lebih perlu pemimpin yang yang mau mendengarkan rakyatnya. Bukanpempimpin yang sekedarmengumbar kata.

14138277211835171830
14138277211835171830

Kirap hari ini adalah karnaval rakyat. Ekpresi peserta kirabibarat galeri harapan yang dipampangkan nyata . Dengan satu benang merah yang nyata tentang optimisme. Bahwa Indonesia bisa jadi lebih baik.

Malam harinya, konser gratis digelar. Ribuanpenikmatnya kembali tumpah mengisi setiap sudut dihadapan panggung raksasa dalam area Monumen nasional. Satu hari yang jadi miik rakyat.Muncul rasa haru yang menyenangkan. Kita memang merindukan momen semacam ini. Salam tiga jari. (one’)

1413827103349105932
1413827103349105932

1413827131521859440
1413827131521859440

14138271631398186613
14138271631398186613

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun