Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Uang Receh=Negara

8 Januari 2015   15:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:34 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah penolakan uang receh oleh seorang teller Bank Rakyat Indonesia berguling bak bola salju. Mungkin kita tidak tahu dimana itu Beo dan Tahuna, salah satu wilayah Indonesia terluar, tetapi dengan adanya internet masalah ini bisa tersebar luas ke seluruh Indonesia, bahkan dunia. sumber

[caption id="attachment_363559" align="aligncenter" width="468" caption="Sumber: Zulkifli Parangka via Kompas.com"][/caption]

Menyoal lagi masalah uang receh, kita seringkali dijengkelkan oleh penolakan dari toko, warung, SPBU, bank dan institusi lain. Saya sendiri sebagai pedagang kecil menerima uang receh dari pembeli, tetapi tidak pernah menolaknya, sehingga simpanan uang receh saya cukup banyak di toples dan belum saya gunakan

Uang receh tetaplah uang, meski nilainya kecil. Tanpa uang kecil tidak bisa menjadi uang besar. Satu triliun tidak bisa dikatakan satu triliun jika kurang seratus rupiah. Penolakan uang receh merupakan penolakan terhadap negara yang sudah mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Sudah seharusnya institusi resmi yang ada di negara ini mau menerimanya. Uang sekalipun receh adalah representasi negara.

Pengalaman Zukifli Parangka hanya satu dari ribuan atau mungkin jutaan rakyat yang Indonesia. Saya juga beberapakali mendapat perlakuan demikian, tetapi tidak pernah mengangkat perkara ke dunia maya, sehingga masalah ini hilang begitu saja. Saya salut dengan Bapak Zulkifli Parangka yang berani mengangkatnya.

Jika kita melakukan transaksi seringkali tidak menerima kembalian uang receh yang seharusnya kita terima. Mental pedagang atau pegawai seperti ini perlu kita kritisi. Benih korupsi dan penyelewengan mulai dari uang kecil. Setia melakukan hal kecil merupakan langkah awal tuk pembelajaran melakukan hal yang besar.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun