Ironisnya, generasi muda  kini justru lebih senang memamerkan nafsu kekuasaan dan keserakahan ketimbang berlomba-lomba untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa seperti yang ditunjukkan para pahlawan terdahulu.
Tutur bijak mengatakan, setiap negara akan selalu melahirkan pahlawan pada setiap zamannya. Karena itu, setiap bangsa pada setiap zamannya butuh sosok pahlawan.
Nasionalisme tidak bisa berbunga jika tidak tumbuh di taman internasionalisme. Jasamu selalu kami kenang, perjuanganmu kami lanjutkan.
Hari pahlawan tak sekadar untuk melakukan renungan dan menabur bunga diatas makam pahlawan saat melakukan ziarah di atas pusara. Melainkan ada hal urgensi bisa dipelajari dan diteruskan oleh regerasi masa kini.
Dari rentetan perjalanan sejarah babgsa Indonesia juga telah melahirkan banyak sekali pahlawan dari zaman ke zaman. Sebagian dari pahlawan-pahlawan itu bahkan tak hanya lahir dari perut Bumi Pertiwi, tapi juga menjadi pelaku utama dalam proses kelahiran Republik ini.
Hanya saja, setiap tahun bangsa ini memperingati hari Pahlawan dengan segala seremonialnya. Setiap tahun pula selalu ada sejumlah nama yang diajukan dan kemudian diangkat menjadi pahlawan nasional. Namun, sepertinya Republik ini lebih senang dan gemar mementingkan bungkusanya daripada isi.
Maka, jangan pernah melupakan sejarah, karena kita bisa hidup sekarang ini tak luput karena hadirnya sejarah. Cellakanya, ketika moral generasi masa depan hancur maka tunggulah kehancuran generasi penerus bangsa..
Oleh: Suryadi Maswatu (Wartawan)