Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Leicester City : Sepakbola Masih Olahraga

8 Mei 2016   11:43 Diperbarui: 8 Mei 2016   11:49 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: bola.liputan6.com

Teriakan champion chanpion bergemuruh di stadion king power semalam menjadi acara resmi bagi leicester city untuk berpesta dan mentahbiskan diri mereka sebagai juara liga inggris musim 2015/2016

Keluarnya leicester city sebagai juara premier league musim ini menjungkirbalikkan semua prediksi sekaligus menutup kejutan yang mereka buat dari awal musim dengan manis.

Bermodal pemain pemain 'buangan' macam robert huth, danny drinkwater, casper schmeichel, dan pelatih yang dianggap sudah habis, leicester justru berhasil membuat malu tim tim kaya macam manc city, manch united, liverpool hingga arsenal.

Anggaran yang di gelontorkan leicester musim ini pastilah tidak semahal harga antony martial yg di trf Manc utd dr monaco pada trf musim panas lalu yang mencapai 36 juta punds Pemain termahal yang di beli leicester musim ini hanya shinji okazaki yg di trf dr klub jerman FSV Msinz 05 seharga 7 juta pounds

Claudio ranieri -pelatih yg dipecat yunani setelah kalah dr kep faroe- berhasil menyatukan para pemain buangan tersebut menjadi satu kesatuan yg sulit di kalahkan. Musim ini the foxes hanya kalah 3 kali. Ranieri berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik para pemainnya dan menerapkan strategi yg cocok untuk leicester hingga berbuah gelar juara.

Taipan, tuntutan dan hilangnya keseruan

Sejak kedatangan roman abramovich ke chelsea pd thn 2003 silam, klub klub liga inggris seolah menjadi magnet bagi para investor untuk berinvestasi di sana.

Pembelian pemain secara jor joran menjadi jalan pintas bagi para investor untuk dapat melihat timnya mengangkat piala pada akhir musim, dan tentunya hal tersebut berdampak pada hilangnya 'greget' dalam perburuan gelar juara karena selalu berkutat pada tim tim besar dan kaya macam manc city, chelsea, arsenal, manch united, hingga liverpool.

Dana transfer seolah menjadi hal yg utama. 'Mempreteli' klub rival dengan membeli pemain bintang mereka pun menjadi hal yg lumrah, yang penting dana transfer masih ada. Klub klub kecil yang baru berusaha membangun fondasi pun hanya bisa gigit jari melihat para pemain bintang mereka hijrah ke klub kaya dengan iming iming gaji yang lebih besar tentunya.

Persaingan tidak sehat itu pun terus bergulir, hingga akhirnya leicester membuka mata dunia bhwa sepakbola bukan hanya soal dana transfer, kumpulan pemain bintang, dan uang semata. Lebih dr itu, leicester mengajarkan bhwa sepakbola masih olahraga yg tidak bisa di tebak hasilnya. Tidak ada pemain bintang di sana, yang ada hanya kerja keras, semangat, taktik yg pas, dan mimpi yang tak pernah dianggap beban oleh mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun