Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Tanya

12 November 2018   08:42 Diperbarui: 13 November 2018   19:16 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Makhluk resek... "

Hingga akhirnya temannya lebih memilih diam pada presentasi selanjutnya yang dibawakan kelompok lainnya, dan mulai mengikuti jejak Tanya yang lebih memilih diam dan berakhir di perpustakaan untuk sekedar mencari jawaban melalui buku atau mungkin internet gratis yang ada di perpustakaan.

Bahkan dalam sebuah mata pelajaran mengenai hitung-hitungan, pertanyaan yang dilontarkan seorang temannya yang lain kepada gurunya tak jarang dijawab dengan ketus ketika temannya terus menerus memenuhi rasa ingin tahunya.

"Kamu itu bodoh sekali, tanya terus!"

Ketika Tanya dewasa pun, ia melihat hal lain yang semakin menguatkannya bahwa pertanyaan adalah hal terbodoh yang pernah dilakukan manusia dengan mulutnya yang menurut Kitab Suci mempunyai kuasa. Ia ingat ketika ia pulang agak malam, seorang pemuda memarahi ibunya yang hanya bertanya dengan nada lembut kepada anaknya tersebut.

"Kamu mau kemana?"

"Ah.. Jangan banyak tanya lah! " ujar pemuda tersebut dengan nada kasar dan berlalu dengan sepeda motornya dan meninggalkan ibunya yang sudah tua dan renta bersama dengan kepulan asap knalpot yang keluar dari motornya yang berisik.

Suatu ketika, Tanya tersesat ketika berada di luar kota. Handphone yang dipegangnya yang menjadi penunjuk arah baginya ketika ia dihadapkan pada keadaan yang sama hanya menjadi benda kotak yang tidak berguna ketika tidak ada signal yang berhasil didapatnya. Seorang pemuda seumuran dengannya lewat didepannya dan melihat Tanya yang tengah kebingungan.

Ia lalu menawarkan bantuan kepada Tanya untuk membawa Tanya ke kota terdekat menggunakan mobil yang katanya di parkir oleh pemuda tersebut didepan sana. Tanya lalu menerima bantuan orang asing tersebut tanpa banyak tanya.

Di rumah, ibunya sedang menceritakan dan membanggakan bagaimana hebatnya dia dalam mendidik Tanya kepada tetangganya. Ia masih ingat bagaimana ekspresi Tanya kecil yang dimarahinya ketika Tanya terus menerus bertanya yang sejak hari itu membuat Tanya tidak pernah lagi bertanya.

"Kalau saja saya lembek dan tidak keras dalam mendidik Tanya, mungkin ia tidak akan seperti saat ini," ujarnya bangga kepada salah seorang tetangganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun