Ini adalah kesan pertama saya sebagai seorang ilmuwan, akademisi, peneliti dan penulis buku, bertemu pertama kalinya  dengan Bapak Dr. Fadli Zon, sejak menjabat sebagai  Menteri Kebudayaan RI.Â
Dalam sebuah dialog yang berlangsung santai, terkesan informal namun penuh makna yang diadakan di Museum Rudana, Ubud, Bali, Wicara Cipta 'Sinergi Membangun Budaya' yang digelar pada 27 Februari 2025 malam. Acara itu digagas oleh seorang anak Muda Jenius Putu Supadma Rudana yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI).
Dialog itu mempertemukan 27 tokoh maestro seniman, sastrawan, budayawan, dan akademisi untuk membahas kreativitas dalam seni rupa, tari, sastra, hingga media digital. Diskusi ini tidak hanya menjadi ajang berbagi gagasan, tetapi juga membentuk suatu pandangan bahwa budaya harus menjadi sumber inspirasi bagi pembangunan nasional.
Putu Supadma Rudana menegaskan bahwa kebudayaan harus menjadi pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan sekadar aspek ekonomi, politik, atau sosial, tetapi juga inti dari jati diri bangsa. Ia percaya generasi muda, dengan kreativitas dan kecerdasan mereka, memiliki peran kunci dalam melestarikan dan mengembangkan budaya. Museum sebagai pelestari budaya juga tak kalah penting, berfungsi sebagai pusat edukasi dan inspirasi bagi anak muda untuk menghargai warisan leluhur
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon tidak menyampaikan gagasan formal yang membosankan sebagai seorang pejabat, tetapi lebih banyak berinteraksi dan menceritakan Langkah-langkah nyata yang diambilnya selama seratus hari. Selain itu, ia justru lebih banyak berinteraksi tanpa berjarak sehingga saya dan tokoh lainnya bisa bercerita panjang lebar tanpa takut sang Mentri akan pergi segera. Apa hal hebat yang saya obrolkan ? Tentang keberadaan Perguruan Bali Kuno tradisi Gunung Watukaru, dengan banyak artefak tetapi belum terpelihara dalam sebuah museum. Ya, Museum Pencak Silat dan Yoga Bali Kuno yang bisa mungkin menjadi destinasi wisata healing. Saya juga menceritakan salah satu buku saya yang berasal dari bacaan favorite Presiden Proklamator Ir. Sukarno yakni Bhagavad Gita yang ditulis dengan bahasa yang sederhana dalam buku The Powers of 33 Sloka.
Hal lain yang saya pikirkan, anak muda Supadma Rudana telah tumbuh menjadi Padma yang baik, yang berhasil membangun mandala mempertemukan maestro dan akademisi dalam membangun kebudayaan. Banyak ide-ide kolaborasi juga lahir dari pertemuan santai tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI