Malang, petani di daerah malang selatan di bagian pedesaan mulai mengalami kesulitan pupuk bersubsidi hal ini membuat petani resah untuk bercocok tanam, hal ini juga membuat banyak mengeluarkan ongkos untuk membeli.
Bapak Sakri, anggota kelompok Tani di desa Kedung Banteng, Sumbermanjing Wetan, Malang. Misalnya, pada bulan agustus kemarin mengalami ketelatan pada pupuk bersubsidi, sehingga yang mampu beli pupuk di luar sebelum datang hanya orang yang sekiranya mampu saja.
Kelangkaan terhadap pupuk bersubsidi tersebut membuat harga lebih tergolong mahal dari 50-100 lebih dalam membeli satu karung pupuk non bersubsidi, "sebenarnya kami mengalami kesulitan pupuk pada pertengahan bulan Agustus, sebab pada bulan tersebut mulai bisa dikatakan turun hujan." (18/8).
Dari setiap kios penjualan pupuk, banyak yang tidak menjual pupuk bersubsidi. Dikarenakan, sudah kehabisan stok dari beberapa bulan kemarin banyak yang memborong dan pembagiannya untuk setiap orangnya pun tidak merata.
Petani tersebut berharap pemerintah bisa mengatasi hal ini, sehingga tidak ada stok keterlambatan pupuk bersubsidi untuk petani didaerahnya, " kan pada awal Agustus bisa dikatakan akhir musim panen, dan nantinya pada musim tanam bisa gampang di dapatkan untuk dibeli", diharapkannya.
Bapak Joko juga selaku ketua kelompok Tani menambahkan, bahwa didesanya sudah mengajukan pertambahan pupuk bersubsidi. Namun, jumlah untuk penambahan kemarin masih belum cukup untuk memenuhi kuota yang dibutuhkan petani. "sudah ada penambahan, tetapi tidak mencukupi untuk kebutuhan petani masyarakat setempat", jelasnya.
Dikonfirmasi kembali apakah seorang distributor lain melakukan pengambilan hanya untuk kepentingan sendiri, ketua kelompok petani pun menjawab itu tidak benar. " hal tersebut tidak benar, tidak ada yang melakukan hal tersebut. Memang kelangkaan pupuk terjadi dengan adanya pengiriman yang telat, sehingga bisa terjadi kehabisan stok pupuk bersubsidi.