IV. Manfaat Strategis
- Efisiensi Biaya:
Daya tawar kolektif terhadap maskapai dan penyedia layanan menurunkan harga secara langsung ke jamaah. - Utilisasi Aset:
Aset negara dan mitra BPKH di Arab Saudi seperti hotel, katering, transportasi dapat dimanfaatkan sepanjang tahun. - Ketahanan Maskapai Nasional:
Jadwal yang terstruktur dan konsisten akan menciptakan pasar yang berkelanjutan untuk maskapai Indonesia. - Peningkatan Kualitas Travel Agent:
Travel justru terbantu dengan sistem ini, karena skema kloter memberi kepastian jadwal dan kemudahan operasional.
V. Sinergi dengan Pembangunan Kampung Haji di Makkah
Jika skema Umrah Kloter Nasional ini dikolaborasikan dengan rencana pemerintah membangun Kampung Haji di Makkah, maka manfaatnya akan berlipat. Kedatangan jamaah umrah secara bergilir dan terjadwal sepanjang tahun akan memastikan
fasilitas seperti akomodasi, dapur katering, gudang logistik, hingga layanan kesehatan dapat beroperasi sepanjang tahun, tidak hanya aktif saat musim haji. Kampung Haji bukan lagi sekadar simbol kehadiran negara, melainkan pusat efisiensi dan manajemen layanan jamaah secara terpadu.
VI. Efisiensi yang Nyata
Kami membayangkan efisiensi nyata seperti ini: Satu pesawat berangkat dari Makassar atau Jakarta, membawa 360-430 jamaah umrah. Setibanya di Jeddah atau Madinah, pesawat itu tidak kembali kosong, melainkan langsung menjemput kloter sebelumnya yang telah selesai ibadah untuk kembali ke Tanah Air. Dengan demikian, tidak ada kursi kosong, tidak ada pemborosan logistik dan waktu, & semua efisiensi terjadi tanpa menyentuh dana APBN.
Begitu pula dalam layanan darat, saat jadwal keberangkatan terpusat dan konsisten, akomodasi, bus, katering, hingga perlengkapan jamaah bisa dinegosiasikan kolektif sehingga menurunkan biaya, meningkatkan kualitas, dan menjamin keberlangsungan
layanan.
Penutup
Gagasan ini kami susun bukan untuk mengambil alih peran siapapun, melainkan untuk mengajak negara, travel, maskapai, dan umat untuk melangkah bersama dalam sistem yang lebih efisien, terstruktur, dan berkeadilan. Kami berharap gagasan ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk ditelaah, dikembangkan, dan diimplementasikan secara bertahap, dengan prinsip: Bukan menggusur, tapi mengorkestrasi. Bukan menambah beban negara, tapi menciptakan efisiensi kolektif untuk umat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI