Mohon tunggu...
Suriadi Dhafa3
Suriadi Dhafa3 Mohon Tunggu... statistisi

Statistisi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Saat Ikan Tak Hanya Soal Gizi, Tapi Cermin Ketahanan Pangan Bangsa

14 Oktober 2025   12:00 Diperbarui: 14 Oktober 2025   10:19 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pelabuhan Sadeng merupakan salah satu pelabuhan perikanan pantai terbesar di D.I Yogyakarta ( Sember:Koleksi Pribadi)

Padahal, berbagai studi membuktikan bahwa konsumsi ikan secara rutin dapat meningkatkan kecerdasan anak, menurunkan risiko penyakit jantung, dan memperkuat imunitas tubuh. Karena itu, edukasi gizi yang berkelanjutan menjadi sangat penting untuk mengubah cara pandang ini.

Program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang digagas KKP merupakan langkah positif. Meski implementasinya belum merata diseluruh daerah. Promosi konsumsi ikan sebaiknya menyasar generasi muda dan keluarga muda, kelompok yang kini lebih akrab dengan makanan cepat saji ketimbang pangan alami yang kaya protein.

Dari sisi infrastruktur, pasar tradisional di banyak daerah juga belum memilik fasilitas penyimpanan ikan yang layak. Akibatnya, ikan cepat rusak dan sulit menarik minat konsumen. Di sinilah pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk   membangun sistem logistik ikan yang efisien dan higienis

Ikan dan Ketahanan Pangan Bangsa

Konsumsi ikan sejatinya bukan soal menu harian, melainkan bagian dari strategi ketahanan pangan dan ekonomi Nasional. Ikan merupakan sumber protein lokal yang bisa diproduksi secara berkelanjutan dengan waktu panen cepat.  Ketika harga daging sapi dan ayam berfluktuasi, ikan bisa menjadi sumber protein yang lebih stabil, cepat diproduksi, dan relatif terjangkau.

Dari sisi ekonomi, peningkatan konsumsi ikan domestik dapat menggerakkan rantai ekonomi kelautan dari nelayan, pembudidaya, hingga pelaku UMKM pengolahan ikan. Artinya, setiap kali masyarakat memilih makan ikan, ada roda ekonomi lokal yang ikut berputar.

Berbagai regulasi telah menjadi pijakan, mulai dari UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, hingga Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Namun, regulasi tidak akan banyak berarti tanpa perubahan perilaku dan kesadaran kolektif masyarakat untuk menjadikan ikan sebagai pilihan utama.

Dari Laut ke Meja Makan

Ketahanan pangan bukan semata tentang produksi, melainkan memastikan hasil bumi dan laut benar-benar sampai di meja makan rakyat. Ikan menjadi simbol keterhubungan antara samudra yang luas, tangan nelayan yang bekerja keras, dan keluarga Indonesia yang membutuhkan gizi untuk tumbuh kuat.

Setiap kali kita memilih ikan sebagai bagian dari menu harian, kita tidak hanya menjaga kesehatan, tapi juga ikut memperkuat fondasi ketahanan pangan bangsa. Sebab, kedaulatan pangan sejatinya tumbuh dari kesadaran sederhana, mengenali, mengolah, dan menghargai kekayaan laut, denyut kehidupan yang lama menjadi bagian dari jati diri Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun