Oleh: Juwita Miftahul Jannah, Mahasiswa KKN FEB Unmul
Desa Tanjung Manis: Lokasi dan Potensi
Desa Tanjung Manis berada di Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Desa kecil di pesisir ini dikelilingi kebun pisang dan hutan tropis, serta dilintasi jalur sungai kecil. Warga desa mengandalkan pertanian pisang, perkebunan, dan beberapa usaha kecil seperti warung makan kelontong untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Potensi lokal Desa Tanjung Manis semakin dikenal setelah muncul inovasi olahan pisang setempat, yakni abon jantung pisang yang diproduksi secara rumahan. Kehidupan ekonomi warga terbilang sederhana namun dinamis, dengan gotong royong dan kegiatan usaha mikro yang terus berkembang.
Program KKN di Tanjung Manis
Pada periode KKN Reguler 51 Universitas Mulawarman (15 Juli–20 Agustus), sebanyak 3.427 mahasiswa dilepas dan ditempatkan di berbagai titik di Provinsi Kalimantan Timur. Dari jumlah tersebut, saya — Juwita — bersama sembilan teman dari berbagai jurusan (total 10 orang) ditugaskan di Desa Tanjung Manis, Kecamatan Sangkulirang. Dengan tema besar “Menuju Desa Mandiri: Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui Literasi Keuangan, Digitalisasi UMKM, dan Pemetaan Potensi Ekonomi Desa”, kami bekerja sama erat dengan perangkat desa dan BUMDes untuk merancang serta melaksanakan pelatihan dan pendampingan yang sesuai kebutuhan warga.
Dalam kegiatan tersebut, kami melakukan pendataan potensi desa, menganalisis kebutuhan warga, dan mengadakan berbagai pelatihan. Sebagai anggota tim yang mengusung topik literasi keuangan dan risiko ekonomi, saya kerap hadir memberikan materi kepada ibu-ibu PKK, pemuda, dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) desa. Tim KKN lainnya fokus pada digitalisasi UMKM dan pengembangan pasar produk lokal. Kegiatan dipandu dengan suasana santai namun informatif, sehingga warga antusias mengikuti sesi demi sesi.
Memahami Risiko Ekonomi
Risiko ekonomi adalah berbagai kemungkinan hambatan atau gangguan yang dapat mengganggu pendapatan dan kestabilan keuangan keluarga. Saya berusaha menjelaskan risiko ini dalam bahasa sehari-hari agar mudah dimengerti. Risiko ekonomi bisa berupa situasi tak terduga, misalnya menurunnya harga hasil panen, sakit mendadak anggota keluarga, atau kerusakan alat kerja seperti perahu nelayan bocor. Saya jelaskan pula bentuk-bentuk umum risiko yang mungkin dihadapi warga:
- Fluktuasi Harga Pasar: Harga pisang, ikan, atau barang dagangan bisa turun sewaktu-waktu, sehingga pendapatan tidak menentu.
- Bencana Alam: Banjir bandang atau kekeringan dapat merusak kebun dan lahan, mengganggu usaha tani dan nelayan.
- Kesehatan Keluarga: Biaya mendadak akibat sakit parah anggota keluarga bisa menguras tabungan rumah tangga.
- Risiko Operasional Usaha: Alat kerja rusak (misalnya generator rusak, perahu pecah) atau modal usaha habis membuat UMKM terhenti.
Saya pun mencontohkan kejadian nyata di Tanjung Manis: sebuah keluarga petani pisang pernah mengalami gagal panen karena cuaca buruk, sehingga menurunkan penghasilan. Ibu-ibu pengrajin abon jantung pisang sempat khawatir ketika pasar tradisional sepi pembeli. Dengan menyoroti contoh konkret tersebut, materi menjadi lebih relevan. Warga diajak untuk mendiskusikan pengalaman mereka, sehingga mereka semakin paham bahwa risiko ekonomi itu ada di sekitar kehidupan sehari-hari.
Pelatihan Keuangan: Menabung dan Dana Darurat