Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membuka Cakrawala Dimensi yang Berbeda dengan Bersyukur

27 Agustus 2013   20:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:44 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1377609787994142388

Dan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada Luqman hikmah,

yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah.

Dan  barang siapa yang bersyukur,

maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri."

QS Luqman (31): 12

Bersyukur adalah satu kata kerja yang mudah sekali di katakan, namun jikalau kita mau jujur sangat sulit untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata. Dibutuhkan kesadaran extra untuk dapat selalu beryukur atas apa yang terjadi di dalam kehidupan, banyak sekali berkah atau nikmat yang lewat begitu saja di dalam kehidupan kita tanpa disadari, tanpa sempat kita disyukuri.

Begitu banyak berkah kehidupan yang luput dari perhatian kita, karena kesadaran kita sedang tidak terfokus kepada-Nya. Hiruk-pikuk dunia sedang menyerap seluruh perhatian dan kesadarn kita.

Nah, diperlukan latihan untuk membiasakan diri agar dapat senantaisa bersyukur, bersyukur terhadap apa-pun yang terjadi di dalah kehidupan kita. Dibutuhkan latihan untuk kita dapat menoleh ke dalam diri kita, hanya dengan itu kita dapat melihat dan merasakan bahwa sesungguhnya Tuhan itu maha pengasih lagi maha penyayang.

Melalui latihan meditasi Offering (meditasi persembahan) yang di berikan dalam paket program pelatihan Sufi Training yang diberikan di Anand Ashram @ Sunter, Jakarta. Kita berlatih untuk melihat, untuk merasakan berkah dari Tuhan yang begitu banyak, yang begitu tak terhingga. Saking banyak dan tak terhingganya sehingga sering kali luput dari perhatian.

Latihan ini mengajak kita untuk menoleh ke dalam diri, merasakan berkah demi berkah yang tak kunjung habisnya yang  telah diberikan oleh Tuhan dari waktu ke waktu di dalam kehidupan kita.

Dengan beryukur sebenarnya kita sedang mengembangkan rasa, mengembangkan kesadaran kita. Dengan beyukur sebenarnya kita tengah mengolah cinta kasih di dalam diri kita. Dengan beryukur sebenarnya kita tengah membuka cakrawala dimensi yang berbeda sehingga senantiasa kita dapat merasakan berkah Tuhan yang tiada kunjung habisnya.

Apa yang tadinya kita pikir merupakan murka dari Tuhan, ternyata itu semua hanyalah bentuk dari kasih-Nya untuk kembali menyadarkan kita agar kembali kepada Tuhan.  Dengan beryukur kita akan benar-benar dapat memahami, merasakan. Bahwa sesungguhnya Tuhan itu adalah maha pengasih lagi maha penyayang.

Dengan beryukur kita tengan membuka cakrawala dimensi yang berbeda lewat pengembangan persepsi yang dapat membahagiakan diri dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

Dan tak ada yang paling mendapatkan manfaat dari beryukur, terkecuali diri sendiri.

= =

Jakarta, 27 Agustus 2013

[caption id="attachment_274847" align="alignnone" width="802" caption="Photo: Su Rahman"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun