Proses mengajar seperti ini mendorong pemerintah mengirimkan bantuan kouta kepada guru dan siswa di sekolah-sekolah. Dan kebijakan ini cukup membantu. Pasalnya tidak semua memiliki ketersediaan kouta yang cukup untuk memperlancar proses belajar mengajar ala daring.Tidak hanya menimpa siswa, guru pun harus memutar otak untuk mencari cara agar tugas bisa sampai di smartphone siswanya.
Seperti guru itu. Dia harus datang dan memanfaatkan jaringan sekolah tempatnya mengabdi. Jika dulu dia langsung datang dan masuk ke kelas. Menyapa, menegur siswanya kala memulai pembelajaran. Di awali dengan doa, lalu menyampaikan tujuan pembelajaran. Tapi kini, itu tidak dilakukannya lagi. Corona, virus dari  antah berantah itu seolah merampas semuanya. Namun ketegaran sebagai pendidik yang terus memberikan keyakinan telah menempanya untuk bertahan. Karena badai pasti berlalu. Akan pergi serupa pergantian masa. Masa sulit pasti akan ditelan waktu. Kenormalan dunia pendidikan pasti kembali menyambut.