Kala sedang duduk bersamanya, Jeff bercerita, bahwa apa yang dilakukannya belumlah seberapa dibandingkan dengan hamparan kasih sayang ibunya. Ibunya telah memberi kehidupan padanya.Â
Dalam duduknya sejenak menatap langit. Merenung. Membuka lapisan-lapisan kisah yang diingatnya kala mengenal dunia. Waktu kecil bersama ibunya. Ketika awal belajar merangkak, ibunya lah yang setia dan sabar menuntun. Kala menangis ibunya pula yang mendiamkannya dengan lambaian tangannya yang halus.
Ibu adalah segalanya.Â
Tak akan ada yang bisa menggantikan posisinya dalam sanubari yang terdalam. Ibarat hujan, ibu setia membasahi hati anaknya agar bisa tumbuh dewasa lalu mengenal dunia.
Agar hari yang cerah selalu menghinggapi anaknya.Â
Tak sedikit pun harinya menjadi tenang jika sakit membuat anaknya tak berdaya di tempat pembaringan. Tapi ketika dirinya sakit, tak sedikit hasrat untuk membuat anak-anaknya merasa terbebani dengan keadaannya.
Namun Jeff salah seorang anak yang ingin selalu melihat ibunya kembali tersenyum. Pernah dibawanya ke rumah sakit, tapi kesembuhan belum menyapa ibunya. Kini, di kios yang diberinya nama UD.Â
Kaya Raya adalah tempat dimana ia merawat ibunya. Walaupun lima bersaudara, tak membuatnya harus memaksa yang lain untuk merawat ibunya.
Langit bisa runtuh. Petir bisa saja menyambar. Tsunami bisa datang menerjang, lalu meluluh lantarkan semua yang di lewatinya. Tapi, kasih ibu tak pernah pudar. Tak pernah lekang oleh waktu.Â
Dan Jeff ingin berbuat yang sama pada ibunya, walaupun tak diyakininya bahwa itu nggak mungkin sama. Ibu tetaplah yang terbaik. Ibu adalah perempuan hebat yang tak pernah lelah merawat anak-anaknya.
Dan Jeff selalu bermunajat kepada pemilik semesta, agar kesembuhan sesegera mungkin menghinggapi ibunya. Agar ibunya bisa kembali bermain dengan cucunya yang manja. Agar hari-harinya menebar harum semerbak kasih sayangnya.