Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejenak Menepi dari Rutinitas dan Bisakah Engkau Memahami Jalan Hidupku

11 Oktober 2020   19:53 Diperbarui: 11 Oktober 2020   20:02 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


SEJENAK aku memilih menepi dari hiruk pikuk dunia yang kadang membosankan. Aku memilih untuk sendiri. Menikmati hari dengan caraku sendiri. Saat ini aku tidak ingin diganggu. Jangan pernah memaksaku untuk menerima dirimu saat ini. Aku sedang ingin menyatu dengan semesta.

Hari-hari ku biasanya  digarami dengan beragam masalah. Ia datang silih berganti. Tidak pernah di undang, lalu pergi bersama lajunya waktu. Aku mencoba memahami segala masalah yang menyeruak dalam hidup ku. Tapi, nampaknya aku harus terus belajar bagaimana mengasah kepekaan untuk menyikapi segala onak duri kehidupan.

Dok. Dinda Puspita
Dok. Dinda Puspita
Saat ini, aku sejenak menepi dari pekatnya kehidupan. Orang-orang yang selama ini bersamaku, tak selamanya memahami benar, apa yang menjadi harapanku. Aku mencoba memahami sendiri tentang apa yang ingin aku lakukan. Aku mulai membuka kembali lembaran demi lembaran masa lalu yang pernah ku lalui. 

Ada banyak kisah yang pernah terukir di masa itu. Masa di mana aku mulai belajar makna kehidupan. Masa dimana aku menceburkan diri dengan kehidupan sekitar. 

Saat itu aku membaca keadaan yang ikut membentuk karakter ku saat ini. Aku hidup di suasana pedesaan yang asri, tapi tingkat gosip paling tinggi. Satu orang memiliki masalah, bisa satu kampung mengetahuinya. Bahkan bisa berhari-hari dibicarakan di gardu-gardu kampung.

Tapi aku tetap merasa bangga dengan orang-orang di sekitar ku. Mereka mengajarkan banyak hal dalam perjalanannya hidupku, walau aku kadang tidak sejalan dengan mereka. 

Tapi, aku mencoba memilih jalan hidup ku sendiri. Aku mencoba mencari celah dengan berusaha mengasah potensi yang tuhan titipkan kepada ku. Aku menyadari, bahwa tidak semua senang dengan jalan yang ku pilih. Gelombang protes akan selalu datang ketika jalan ini berseberangan dengan keinginan orang-orang di sekitarku. Aku menyadari  maksud baik mereka. Tapi, mereka belum tentu memahami apa yang hendak aku tuju.

Dok. Dinda Puspita
Dok. Dinda Puspita
Jalan hidup adalah pilihan setiap orang. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan keadaan jika kita belumlah berhasil mewujudkan apa yang diinginkan. Tidak semua bisa terwujud sesuai harapan. Kadang kala rencana tidak berbanding lurus dengan tujuan. Ada banyak onak duri yang mesti dilalui sebelum benar-benar sampai pada pengharapan. 

Tetapi yang terpenting jangan pernah berhenti untuk mencoba. Karena dengan mencoba dan terus mencoba akan terbuka pintu keberhasilan. Hanya diperlukan kesabaran, konsistensi, dan tidak lupa untuk berdoa setelah ikhtiar sudah ditunaikan.

Aku masih di sini. Di tepi pantai teluk Cempi aku kembali membuka lembar demi lembar kepingan masalah lalu. Masa dimana telah mengajarkan ku tentang bagaimana untuk berani menantang hari. Berani mengambil resiko di setiap keputusan yang sudah ditetapkan. Memang tidak mudah, tapi tidak ada yang sulit. Masa lalu bukanlah onggokan sampah yang dibiarkan hilang begitu saja. Tapi ada banyak pelajaran yang bisa diwartakan untuk memberi makna setiap inci peristiwa yang pernah di alami.

Dok. Dinda Puspita
Dok. Dinda Puspita
Saat ini memang aku belum mampu memberi arti pada semesta. Aku hanya ingin fokus mengasah kepekaan, agar aku menjadi pribadi yang peka terhadap keadaan sekitar. Karena apa arti hidup, kalau tidak memberi manfaat kepada sekitar. Aku tidak ingin menjadi pribadi, sekali berarti habis itu mati. Bukankah hidup memberikan kesempatan untuk bisa berbuat lebih bagi kemaslahatan sesama.

Jadi biarkan aku sendiri saat ini. Biarkan aku memantapkan diri untuk menjalani hari dengan cara ku sendiri. Jika engkau sudi, maka cukuplah engkau mengerti dan memahami jalan hidupku. 

Karena kelak engkau akan sadar, bahwa aku sedang berada di jalan yang tidak menyusahkan siapa pun. Aku berharap engkau hadir untuk tidak menghardik ku. Engkau cukup mengamati kalau tidak mampu memberi arti. Sebab semesta akan tersenyum ketika aku mampu mewujudkan impianku. Cukup lah waktu yang akan menjawabnya jika esok masih menyisakan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun