SEJENAK aku memilih menepi dari hiruk pikuk dunia yang kadang membosankan. Aku memilih untuk sendiri. Menikmati hari dengan caraku sendiri. Saat ini aku tidak ingin diganggu. Jangan pernah memaksaku untuk menerima dirimu saat ini. Aku sedang ingin menyatu dengan semesta.
Hari-hari ku biasanya  digarami dengan beragam masalah. Ia datang silih berganti. Tidak pernah di undang, lalu pergi bersama lajunya waktu. Aku mencoba memahami segala masalah yang menyeruak dalam hidup ku. Tapi, nampaknya aku harus terus belajar bagaimana mengasah kepekaan untuk menyikapi segala onak duri kehidupan.
Ada banyak kisah yang pernah terukir di masa itu. Masa di mana aku mulai belajar makna kehidupan. Masa dimana aku menceburkan diri dengan kehidupan sekitar.Â
Saat itu aku membaca keadaan yang ikut membentuk karakter ku saat ini. Aku hidup di suasana pedesaan yang asri, tapi tingkat gosip paling tinggi. Satu orang memiliki masalah, bisa satu kampung mengetahuinya. Bahkan bisa berhari-hari dibicarakan di gardu-gardu kampung.
Tapi aku tetap merasa bangga dengan orang-orang di sekitar ku. Mereka mengajarkan banyak hal dalam perjalanannya hidupku, walau aku kadang tidak sejalan dengan mereka.Â
Tapi, aku mencoba memilih jalan hidup ku sendiri. Aku mencoba mencari celah dengan berusaha mengasah potensi yang tuhan titipkan kepada ku. Aku menyadari, bahwa tidak semua senang dengan jalan yang ku pilih. Gelombang protes akan selalu datang ketika jalan ini berseberangan dengan keinginan orang-orang di sekitarku. Aku menyadari  maksud baik mereka. Tapi, mereka belum tentu memahami apa yang hendak aku tuju.
Tetapi yang terpenting jangan pernah berhenti untuk mencoba. Karena dengan mencoba dan terus mencoba akan terbuka pintu keberhasilan. Hanya diperlukan kesabaran, konsistensi, dan tidak lupa untuk berdoa setelah ikhtiar sudah ditunaikan.
Aku masih di sini. Di tepi pantai teluk Cempi aku kembali membuka lembar demi lembar kepingan masalah lalu. Masa dimana telah mengajarkan ku tentang bagaimana untuk berani menantang hari. Berani mengambil resiko di setiap keputusan yang sudah ditetapkan. Memang tidak mudah, tapi tidak ada yang sulit. Masa lalu bukanlah onggokan sampah yang dibiarkan hilang begitu saja. Tapi ada banyak pelajaran yang bisa diwartakan untuk memberi makna setiap inci peristiwa yang pernah di alami.
Jadi biarkan aku sendiri saat ini. Biarkan aku memantapkan diri untuk menjalani hari dengan cara ku sendiri. Jika engkau sudi, maka cukuplah engkau mengerti dan memahami jalan hidupku.Â
Karena kelak engkau akan sadar, bahwa aku sedang berada di jalan yang tidak menyusahkan siapa pun. Aku berharap engkau hadir untuk tidak menghardik ku. Engkau cukup mengamati kalau tidak mampu memberi arti. Sebab semesta akan tersenyum ketika aku mampu mewujudkan impianku. Cukup lah waktu yang akan menjawabnya jika esok masih menyisakan hidup.