Mohon tunggu...
Refra Elthanimbary
Refra Elthanimbary Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang Penulis lepas yang melepas diri dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Kambing Hitam" Kenapa Tidak "Banteng Hitam"?

5 Agustus 2022   09:19 Diperbarui: 5 Agustus 2022   09:36 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nandhu Kumar on Unsplash   

Ada satu quotes yang menarik perhatian saya. Seperti ini: "Inikah Zaman Edan? Kasihan zaman, jadi kambing hitam. Yang terbukti edan Manusianya. Yang divonis edan zamannya. Kejam!."

Quotes singkat dan menarik, ditulis oleh Presiden Jancukers a.k.a Sujiwo Tejo, dalam TALIJIWO di Jawa Pos. Menarik untuk dibaca, dan ditelaah. Juga multi-tafsir. Hingga Saya membuat tanggapan, di dalam tulisan yang sederhana ini.

Mungkin saja, Sujiwo Tejo melalui senandung Talijiwo-nya itu, ingin menyindir kasus "Polisi Tembak Polisi", yang ramai dalam beberapa pekan belakang, serta jadi headline Koran Jawa Pos beberapa pekan terkahir : "Timsus Teliti Sebaran Tembakan". Namun, saya tidak ingin membahas sesuatu, yang pasti akan terang pada waktunya.

Sekali lagi ini hanya anggapan saya, bisa jadi benar, bisa jadi salah. Toh, tidak mengapa jika kita menerka-nerka untuk mencari jawaban. Saya lebih tertarik, untuk membahas istilah Kambing Hitam, yang menjadi judul TALIJIWO tersebut.

Istilah "Kambing Hitam" menarik untuk dibahas, padahal Kambing warnanya tidak hanya hitam, ada warna merah, putih, atau yang lain. Dan warna hitam sendiri adalah warna yang netral, jika disandingkan dengan warna apapun. Sedangkan Kambing bahkan dagingnya, selalu sedap dijadikan masakan. Dari gule, sate, sampai dengan masakan ala timur tengah, selalu enak. Walau memang tidak semua lidah orang cocok untuk makan daging kambing.

Hanya Masalah Suka dan Tidak Suka

Ada yang suka, juga ada yang tidak. Tak mengapa, itu pilihan, setiap orang punya seleranya sendiri. Ada juga yang langsung bisa kena stroke, kolestrol dan sebagainya setelah memakan kambing, tetapi tidak sedikit yang segar badannya, setelah makan daging kambing. Olahan daging kambing itu obat, salah satunya obat lapar, he he. 

Memang menarik dan istimewa hewan satu ini. Hampir semua manusia terbaik, pembawa Risalah dari Allah Swt. Selalu jadi pengembala Kambing. Di dalam Islam, hewan yang banyak di Qurban-kan ialah Kambing, jugahewan sejenisnya.

Kembali ke istilah "Kambing Hitam" Sebagaimana umum kita ketahui, kambing hitam adalah istilah yang sering dikaitkan dengan seorang yang dihukum (dikorbankan), berdasarkan kesalahan orang lain. Tentu banyak dari kita yang belum tahu, dari mana, dan sejak kapan penggunaan istilah Kambing Hitam itu ada. Saya tidak akan membahas sejarah penggunaannya. Nanti saja.

Kenapa harus Kambing Hitam? Kenapa tidak Banteng Hitam saja? Jika merujuk pada istilah yang umum digunakan, bukankah Kambing terlalu kecil, untuk dikorbankan. Kenapa tidak Banteng yang lebih besar? Atau Unta, atau Gajah yang badannya lebih besar dari Kambing? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun