Catatan Pendakian Gunung Slamet 3428 MDPL Â ( bagian 5 )
Perjalanan turun dari puncak tak kalah melelahkan. Untuk turun ini kami memilih jalur utama yang ada tali pegangan agar tidak tergelincir. Kami tidak bisa bebas melangkah karena takut menginjak batu labil yang bisa lepas. Dan di jalur utama ini masih terdapat medan berpasir dan kerikil kecil yang kalau diinjak relatif masih lebih aman. Tapi tetap harus ekstra hati-hati agar tidak sampai terjatuh.
Beruntung saya memakai sarung tangan sehingga waktu berpegangan pada tali telapak tangan masih ada pengamannya tidak sampai lecet. Dan keberadaan treking pole di medan seperti ini sangat membantu sekali. Perjalanan turun relatif lebih cepat dibanding saat naik tadi. Saya berhenti berjalan ketika tiba di pos 5 Watu Ireng. Saya berhenti sebentar, lalu ambil HP untuk memotret plakat pos 5 yang terbuat dari seng berbentuk segi empat yang dipaku pada sebatang kayu kering. Di sekelilingnya terdapat beberapa pohon santigi atau manisrejo setinggi 30cm. Pohon manisrejo inilah satu-satunya habitat flora yang mampu bertahan hidup di ketinggian gunung.
Saya meninggalkan Pos 5 ketika jarum jam menunjuk angka 09.08. Saya berjalan menyusuri jalan setapak menuju batas vegetasi hutan. Tak berapa lama saya sudah tiba di rerumbunan pepohonan yang menjadi tanda batas vegetasi hutan ini. Beberapa orang pendaki yang ngecamp di tempat ini terlihat sedang menikmati sarapan pagi. Beberapa yang lain sedang membongkar tenda mereka. Saya berlalu begitu saja melewati mereka.
Saya berjalanan menyusuri jalur turunan menuju basecamp sendirian. Beberapa orang teman sudah berjalan sekian menit di depan saya, sedang yang lain masih ada di belakang. Sesekali saya bertemu dengan pendaki lain yang sedang istirahat di bawah rerimbunan pohon. Saya sapa mereka dengan senyuman dan teguran seperlunya sambil terus berjalan. Beberapa kali saya harus menepi ketika ada pendaki lain yang akan mendahului saya.
Untungnya jalur yang saya lalui ini jelas dan tidak ada cabangan, jadi mudah untuk diikuti. Salah satu jalur yang masih saya ingat semalam adalah melewati sebuah tangga turunan dari kayu sebelum melewati jalan datar lalu medannya menanjak. Dan pagi ini saya bertemu lagi dengan jalur tersebut yang ternyata itu adalah sebuah sungai kering.
Setelah melewati sungai kering medannya cenderung landai. Tak butuh waktu lama saya sudah bertemu dengan beberapa tenda pendaki di tepi jalur. Mereka ini adalah pendaki yang kemarin sore tidak mendapat tempat ngecamp di basecamp. Dari arah depan mulai terdengar suara orang riuh bercakap-cakap yang menandakan bahwa basecamp sudah tidak jauh lagi. Dan benar saja, tidak sampai hitungan lima menit saya sudah tiba di basecamp. Setelah melepas sepatu, gaiter, dan jacket, saya masuk tenda dan merebahkan diri di matras berbantal sleeping bag untuk melepas lelah sejenak.
Saya tidak bisa sepenuhnya lelap memejamkan mata. Sebab derap kaki pendaki turun yang melewati jalan kecil di samping tenda begitu jelas terdengar. Tapi setidaknya sudah bisa melepas lelah setelah perjalanan ke puncak pagi ini. Selera makan saya bagi ini masih belum pulih. Saya hanya makan beberapa sendok mie instan goreng yang masih hangat. Selebihnya saya ganjal perut dengan aneka snack dan minuman cokelat.