Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lirik Lagu yang Menyentuh Kalbu

31 Juli 2025   09:33 Diperbarui: 31 Juli 2025   09:33 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepasang Merpati, diolah dengan Meta AI (dokpri)

Lirik Lagu yang Menyentuh Kalbu

Sebuah lagu diciptakan bukan hanya untuk menghibur pendengar. Penulis lirik lagu tentu memikirkan, memilih, memilah, dan memutuskan kata apa saja yang sesuai dengan nada lagu.

Pada pagi hari Kamis di akhir bulan Juli 2025 saya membaca dan mendengarkan sebuah lirik lagu bahasa daerah yang begitu memikat. Pilihan kata begitu tepat dengan bahasa Jawa yang menyentuh kalbu bagi pasangan muda-mudi atau suami istri.

Lagu asli berbahasa Jerman dinyanyikan oleh Peter Maffay. Judul lagu asli cukup pendek Du. Dalam bahasa Jerman kata Du berarti you atau kamu.

Untuk yang belum familiar dengan lagu tersebut, silakan mendengarkan dan membaca lirik asli dan terjemahan lagu berikut:

Untuk yang sedang kasmaran, lagu tersebut cukup enak dinikmati dan diresapi. Musik yang sederhana dan tempo yang agak lambat bisa membuat rasa di kalbu adem.

Selanjutnya, silakan membandingkan dengan lirik lagu berbahasa Jawa yang bukan terjemahan dari lagu berjudul Du di atas. Lirik lagu berbahasa Jawa berikut hanya mengambil nada lagu Du dan lirik lagu dibuat bebas (bukan terjemahan lagu Du) tetapi masih berkisar tentang asmara muda mudi atau suami istri.

Video lagu berbahasa Jawa ini diambil dari TikTok @mambomc2 dengan judul Du... versi Jawa.

https://vt.tiktok.com/ZSSk7Y5kk/ 

Wis wiwit mbiyen aku kondo sliramu
(sudah sejak dulu saya bilang padamu)

Yen aku wong ora nduwe
(jika saya orang tidak punya)

Ning katresnanku marang sliramu
(Namun, cintaku kepadamu)

Koyo langit sing biru
(seperti langit yang biru)

Wis jo nangis yen akeh wong ngece
(sudah, jangan menangis jika banyak orang yang menghina)

Wis jo nangis sayangku Du..
(sudah, jangan menangis sayangku)

Du.. kui dudu salahmu
(Itu bukan salahmu)

Du..dudu tangis karepku
(Bukan tangis keinginanku)

Yen pancen tresno
(Jika sungguh cinta)

Kudu podo percoyo
(harus saling percaya)

Ojo ngrungokne omongane wong liyo
(jangan dengarkan apa kata orang lain)

Yen pancen tresno kudune lilo
(jika sungguh cinta, seharusnya rela)

Seneng susah disonggo
(senang dan sedih dipikul bersama)

Du.. dudu  tangis karepe atiku
(bukan tangis keinginan hatiku)

Cup menengo cah ayu du..
(berhentilah menangis, wanita cantik)

Du..dudu gebyare ndonya
(bukan kemewahan dunia)

Du.. dudu sing gawe suko
(bukan yang membuat gembira)

Sayangku
(Sayangku)

senadyanto  uripe dewe isih koyo ngene
(meskipun kehidupan kita masih apa adanya)

Anane tresnaku
(Kondisi cintaku)

Prasetyanku isih koyo ngene
(Janjiku masih seperti itu)

Wis ojo sedih
(sudahlah, jangan bersedih)

Ojo nangis
(jangan menangis)

Mugo-mugo awake dewe
(semoga kita berdua)

kepenak tembe mburine
(Bahagia di kemudian hari)

Wis ojo nangis
(Sudahlah, jangan menangis)

yen lagi dadi garis
(jika sudah menjadi takdir)

becike ayo njogo
(lebih baik, mari menjaga)

Jo nganti roso tresno
(jangan sampai rasa cinta kita)

Luntur-luntur-luntur
(luntur-luntur-luntur)

Catatan: jika terjemahan dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia yang saya tuliskan di atas kurang tepat, mohon maaf.

Penajam Paser Utara, 31 Juli 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun