Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Artikel Pertama Menjadi "Headline" di Kompasiana

28 November 2022   06:08 Diperbarui: 28 November 2022   06:58 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel Pertama Menjadi Headline di Kompasiana

Sejarah kepenulisan saya terukir setelah tiga bulan aktif menulis di Kompasiana. Pada tanggal 27 November 2022, tepat tiga bulan saya menulis di Kompasiana, satu artikel yang saya tayangkan pada hari Sabtu tanggal 26 November 2022 mendapatkan penghargaan sebagai AU (Artikel Utama) atau Headline.

Pada hari Sabtu itu, sejak pagi artikel berjudul Merdeka Belajar Tidak Merdeka bagi Guru?  sudah masuk dalam jajaran artikel Populer. Rasa bangga sudah tercipta sejak saat itu. Dalam tempo beberapa jam, masih masuk urutan nomor 1 artikel populer. Saya bertambah semangat untuk mengiklankan artikel tersebut ke berbagai media sosial, mulai dari WAG, FB (supri.hadi.56), hingga Twitter (PriPpu).

Semakin sering saya promosikan, semakin bertambah views-nya. Hal itu tentu membuat semangat berpromosi semakin gencar dengan tambahan foto SS (screenshoot) jumlah views.

Cita-cita untuk mendapatkan penghargaan AU sudah lama saya dambakan (dua bulan lebih). Untuk itu, saya sering mempelajari (membaca dengan cermat) artikel-artikel yang ditulis Kompasianer lain yang mendapatkan penghargaan AU. Berbagai jenis tulisan saya baca, mulai puisi, cerita pendek, artikel sepak bola, dan sebagainya. Ada hal-hal menarik dari setiap artikel yang saya baca tersebut. Ada pesan, kiat, asumsi, atau hal spesial yang disampaikan penulis. Itulah kekuatan sebuah AU.

Pada hari Ahad pagi (27/11/22) saya belum melihat artikel berjudul Merdeka Belajar Tidak Merdeka bagi Guru?  mendapatkan penghargaan AU. Hanya, ada perubahan gambar ilustrasi. Pada hari Sabtu, gambar ilustrasi Artikel Pendidikan itu adalah gambar toga wisuda. Pada Ahad pagi, ilustrasi berganti dengan gambar "labirin" dan  judul "ilustrasi perjuangan guru" (sumber:Heryunanto/KOMPAS.ID).

Saya mengucapkan terima kasih kepada admin Kompasiana yang telah memilihkan gambar ilustrasi seperti itu. Dengan ilustrasi berbeda, saya lebih bersemangat melakukan promosi ke medsos seperti yang saya sebutkan di atas. Jumlah views pun terus bertambah.

Pada siang hari Ahad (27/11/22), usai makan nikmat, saya membuka-buka blog Kompasiana untuk melihat-lihat artikel para Kompasianer terbaru dan yang masuk Headline. Pelan-pelan saya baca judul demi judul. Tiba-tiba mata saya terbelalak saat membaca judul Merdeka Belajar Tidak Merdeka bagi Guru?  mendapatkan penghargaan AU.

Hampir tidak percaya. Segera saya lihat dengan saksama tulisan HEADLINE PENDIDIKAN. Alhamdulillah. Benar rupanya. Dengan gerakan spontan, saya segera melakukan SS dan menyebarkan ke WAG Kepsek SMP/Mts. PPU dan WAG yang lain.

Bu Siska Artati mengucapkan selamat di WAG Kompasianer KALTIM dan memberitahukan bahwa ada WAG Kompasianer Pendidik. Nomor gawai saya sudah diusulkan kepada admin WAG itu. Tidak berapa lama kemudian, nomor gawai saya sudah digabungkan dengan WAG itu.

Semakin gembira rasa hati ini. Semakin banyak kawan Kompasianer. Semakin banyak hal harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas tulisan di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun