Mohon tunggu...
Suprianto Haseng
Suprianto Haseng Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda Perbatasan, PAKSI Sertifikasi LSP KPK RI

Perjalanan hari ini bermula dari seberkas pengalaman yang tertumpah di sepanjang jalanan hidup. Seorang pribadi yang biasa-biasa saja dan selalu ingin tampil sederhana apa adanya bukan ada apanya. Berusaha menjaga nilai integritas diri..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membanggakan, Pemuda Perbatasan Ini Raih Gelar Doktor di Usia Muda

24 Juni 2022   14:45 Diperbarui: 24 Juni 2022   14:53 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Wahyudi bersama Penguji saat Ujian Promosi Doktor Sumber: Dokumen Pribadi Wahyudi 

Pulau Sebatik dikenal sebagai pulau perbatasan dan dijuluki sebagai pulau dua tuan karena status kepemilikannya oleh Malaysia dan Indonesia. Pulau Sebatik adalah sebuah pulau kecil di sebelah timur laut Kalimantan. Pulau ini secara administratif yang merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Pulau Sebatik merupakan Pulau Terdepan dan Pulau Terluar di Indonesia

Meski demikian, Pulau terluar ini memiliki potensi yang luar biasa baik dari segi sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya. Wahyudi adalah salah satu bukti bahwa putra daerah kelahiran Pulau Sebatik ini memiliki prestasi yang luar biasa dan merupakan aset SDM handal Indonesia.

Seperti apa sosok Wahyudi?,

Wahyudi lahir di kawasan perbatasan negara Indonesia-Malaysia, tepatnya di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan utara pada tanggal 23 April 1991. Anak kedua dari tiga bersaudara, hasil pernikahan bapak H. Ansar dan ibu Hj. Zam-Zam. Menikah dengan Nurfadilah, S.Pd pada tahun 2018 dan dikaruniai 1 (Satu) orang anak yang bernama Khaulah Najihah Wahyudi yang lahir pada tahun 2019.

Pendidikan yang pernah ditempuh ialah SDN 001 Sebatik (1997-2003), SMPN 1 Sebatik (2003-2006) dan SMAN 1 Sebatik (2006-2009). Melanjutkan S1 pada program sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda melalui PBUD (Penjaringan Bibit Unggul Daerah) dengan beasiswa unggulan Super semar pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2013 sebagai lulusan terbaik dalam yudisium FKIP Unmul.

Kemudian ia melanjutkan Pendidikan Magister Ilmu Pertahanan Negara pada jurusan Damai dan Resolusi Konflik di Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) melalui beasiswa full dari Kementerian Pertahanan pada tahun 2014 dan lulus pada tahun 2016 sebagai kader intelektual bela negara dari Kementerian pertahanan.

Selanjutnya, melanjutkan pendidikan Doktoral (S3) pada tahun 2017 dengan mengambil program studi pendidikan kewarganegaraan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan beasiswa full dari LPDP, Kementerian Keuangan.

Wahyudi aktif sebagai pegiat sosial kemasyarakatan di perbatasan, saat ini merupakan ketua ormas Forum Bela Negara (FBN) Provinsi Kalimantan Utara sejak tahun 2015-sekarang dan Ketua yayasan Muslih Center Kaltara tahun 2019-sekarang. Ia juga aktif sebagai narasumber dan pembicara serta penyaji terkait dengan tema Perbatasan, Kepemudaan dan Bela Negara di berbagai kesempatan.

Berbagai pelatihan yang pernah diikutinya diantaranya adalah 1). Short course (kursus singkat) terkait Managing Ethnic & Religious Violence (Pelatihan manajemen Konflik etnik dan agama) di NPS (Naval Postgraduate School), California, Amerika Serikat pada tahun 2015 dalam rangkaian KKLN (Kuliah Kerja Luar Negari) Unhan. 2). Pelatihan bela negara (Pembentukan Kader Bela Negara, Pemeliharaan Kader Bela Negara dan Pembinaan Kader Bela Negara) oleh Ditjenpothan Kementerian Pertahanan pada tahun 2016 dan tahun 2017 di Provinsi Kalimantan Utara. 3). Field Study dalam rangka mata kuliah kehidupan politik internasional S3 UPI, di Tokyo Gakugei University, Jepang pada tahun 2018.

Ia juga memiliki Prestasi / Penghargaan sebagai Juara 1 nasional lomba debat mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan pada tahun 2011, Salah satu lulusan terbaik Universitas Mulawarman pada tahun 2013, Juara 3 nasional karya tulis ilmiah (Ali Alatas Award) Kementerian Luar Negeri pada tahun 2016 dan aktif membuat karya tulis dengan tema bela negara, pendidikan kewarganegaraan dan perbatasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun