Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lagu Teluk Bayur Menjadi Teman Kala Merantau

24 Januari 2021   18:12 Diperbarui: 24 Januari 2021   20:11 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Jujur saya adalah pengagum lagu-lagu lama oleh penyanyi lama..Salah satunya adalah lagu teluk bayur oleh Ernie Johan. Berikut adalah lirik lagu tersebut yang selalu pas untuk menghibut hati kala di rantau.

Berikut adalah lirik lagunya dan video youtube lagu tersebut.

Selamat tinggal
Teluk Bayur permai
Daku pergi jauh
ke negri seb'rang

Ku kan mencari ilmu
di negri orang
bekal hidup
kelak di hari tua

Selamat tinggal kasihku yang tercinta
doakan agar ku cepat kembali
kuharap suratmu setiap minggu
kan kujadikan pembuluh rindu

Reff:
Lambaian tanganmu
kurasakan pilu di dada
kasih sayangku bertambah padamu
Airmata berlinang tak terasakan olehku
Nantikanlah aku di Teluk Bayur


Merantau adalah bagian hidup saya

Saya adalah orang dusun terpencil di kaki bukit, tepatnya di desa Suka Maju kecamatan Air Nipis Bengkulu Selatan Bengkulu. Dusun saya gagal menjadi desa karena penduduknya banyak berpindah mengitari penjuru tanah air. 

Ada yang menyebar di sejumlah kota di pulau Jawa, banyak juga yang pindah ke Bengkulu, Curup, Lahat, Palembang dan Lampung. Ada juga yang di luar negeri seperti Malaysia dan Australia.

Ketika menyanyikan atau mendengar lagu teluk bayur ini maka hati kami terbang jauh ke desa kami. Teluk bayur mewakili tempat di mana kami meninggalkan kekasih di desa atau di duaun kami. Kekasih di sini adalah mewakili sanak saudara, tetangga dan warga desa tempat kami dilahirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun