Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Kita Diperintahkan Membaca?

12 April 2020   04:58 Diperbarui: 12 April 2020   06:34 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berfikir tanda orang berakal

Ketika nabi Muhammad saw memperoleh wahyu surat Ali Imran ayat 190-191 berikut beliau menangis semalam suntuk. Ini bunyi ayatnya.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imron: 190-191).

Jika kita sempatkan waktu kita, diri kita untuk memikirkan bagaimana langit diciptakan, bagaimana terjadi pergantian siang dan malam adalah tanda-tanda kebesaran Allah. Allah yang Maha besar - besar kasih sayangNya, besar segalanya. Tetapi lupakah kita bahwa penciptaan kita ini bukan untuk disia-siakan, bukan juga sia-sia. Tetapi mesti akan ditanya. Wajarlah jiika nabi berdoa memohon kepada Allah agar dihindarkan dari azab neraka. Jika kita mentaati Allah, surgalah tempat kita.  Sebaliknya jika tidak taat maka nerakalah tempat kita.

Itu sebabnya nabi disuruh membaca!

Dengan kejadian kuliah online saya menyaksikan banyak mahasiswa yang jujur, kerja keras mengikiti kuliah saya walau banyak halangan. Ada terhalang dengan pekerjaan, ada yang terhalang dengan kuota, ada yang terhalang dengan sinyal, ada yang terhalang dengan kesibukan.  

Saya senang  dan tidak marah kepada mereka yang belum mengerti tetapi berusaha untuk memberitahu saya apa yang dia baru tahu dan ingin tahu. Dia berusaha untuk berinteraksi walau banyak sekat yang menghalang. Bagi saya itu yang membuat terharu. Karena mereka mementingkan proses.

Ada juga yang hanya mengetik namanya saja lalu menghilang. Itu juga tidak masalah. Ada juga yang khusuk mengikuti kuliah lalu mengirim tugas dan melanjutkan diskusi untuk memperoleh pencerahan. Lagi-lagi itu baik dan membanggakan saya. Tugas saya adalah mengajak mereka untuk menjadi mahasiswa yang utuh- utuh hatinya, utuh komitmennya, utuh kerja kerasnya, utuh ikhlasnya. Saya menyerahkan kepada Allah untuk menilai kerja saya. 

Saya tetap yakin bahwa tetesan nasehat, contoh, ajakan untuk baik dengan akhlak mulia ada dalam genggaman Allah. Allah jua nanti yang akan membesarkan yang kecil-kecil itu. Semoga semua jadi barokah untuk kita semua termasuk para pembaca dan para mahasiswa saya.

Mengapa nabi disuruh membaca dengan nama tuhan yang menciptakan jelaslah sudah. Manusia itu diciptakan untuk tujuan yang mulia yakni agar mereka bahagia dunia dan akhirat. Bahagia itu terwujud apabila kita ada landasan yang kokoh yakni menuhankan Allah. Jika kita menuhankan Allah maka kita tak akan pernah menuhankan harta, iptek, keluarga dan apa saja selain Allah. Membaca itu awal dari proses berfikir. Berfikir yang terbaik adalah bagaimana nasib kita di akhirat nanti-selamatkah kita dari azab api neraka?

Jayakah dan bahagiakah kita semua. Selamatkah kita dari azab neraka?  Semoga kita jaya  bahagia dan selamat dari azab api neraka.

Palembang, 12.4.2020

Alfakir,

Supli Effendi Rahim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun