Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Selalu Diberi Dua Pilihan

18 Januari 2020   07:48 Diperbarui: 18 Januari 2020   08:14 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.

Menjadi manusia selalu diberi dua pilihan. Sejak belum dilahirkan sampai akan dikuburkan. Dalam semua bidang. Kenapa karena pilihan manusia yang terakhir hanya dua yakni surga atau neraka. Tidak ada pilihan lain. 

Karena surga dan neraka itulah maka apa saja di dunia ini sejak kecil kita diberi dua pilihan. Waktu kecil kita sudah diberi pilihan jadi anak baik atau tidak baik. Jadi anak berbakti tidak berbakti. Rajin malas, bersih kotor.

Sejak kecil kita sudah diberi pilihan kiri atau kanan, celana panjang atau celana pendek, pacaran atau tidak, ke hulu atau ke hilir dsb.

Setelah dewasa kita diberi pilihan dua segera menikah atau menunda, piliha A atau B, pilih sekolah atau tidak. Dalam hal ibadah kita pilih taat atau tidak. Dalam hal perilaku kita pilih kencing berdiri, atau jongkok. Dalam hal berludah sembarangan atau pada tempatnya. Buang sampah sembarangan atau pada tempatnya.


Dalam shalat kita pilih di mesjid atau di rumah. Dalam belanja boros atau tidak. Dalam rasa pedas atau tidak. Dalam hal kesyukuran kita pilih syukur atau kufur nikmat. 

Didiklah diri kita dan keluarga

Setiap hari ada dua pilihan. Mau dikawal iblis atau di kawal malaikat. Jika dikawal iblis maka hidup tak berkah. Itu salah ini salah. Kaya salah miskin salah. Pintar salah bodoh salah. Di kota salah di desa salah.

Tetapi sungguh beruntung jika kita bisa dikawal malaikat. Dikawal malaikat mudah saja rumusnya. Jangan tinggalkan resep empat sehat lima sempurna dan enam halal.

Apa yang empat itu? Yang empat itu ibarat makanan. Ada empat ibadah yang penting selama hidup yang syahadat, shalat, puasa dan zakat. Sedangkan yang kelima adalah haji dan umroh. Yang keenam adalah makanan harus selalu halal.

Kenapa perlu syahadat setiap pagi petang dan malam? Karena orang yang selalu bersyahadat akan ditakuti syaithan dan dikawal oleh malaikat. Demikian juga makanan kenapa harus selalu halal? Karena syaithan akan selalu masuk kedalam pembuluh darah orang yang memakan makanan dan minuman yang haram.

Kok segitunya? Iya. Makanan dan minuman haram akan jadi santapan api neraka. Maka berhati-hatilah dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Begitu juga agama Islam melarang pemeluknya untuk mempunyai sifat mubazir. Mengapa? Karena mubasir adalah saudara syaithan.

Syaithan tidak tenang hidupnya. Selalu terburu buru. Selalu berhati busuk. Selalu membangkang terhadap perintah perintah Allah, sebaliknya senang mengerjakan larangan larangan Allah. Syaithan tidak senang melihat orang senang sebaliknya syaithan senang melihat orang susah.

Dalam hidup ada pilihan untuk menjadi calon penghuni surga atau calon penghuni neraka. Kalau calon penghuni surga akan selalu diuji dengan hal hal.yang tidak enak. Menutup aurat itu amalan calon penghuni surga tetapi mesti siap dihina orang lain, siap dibully. 

Shalat berjemaah di awal waktu, berjemaah dan di mana azan dikumandangkan adalah amalan calon penghuni surga. Karena itu juga akan ada halangan dan cemoohan orang lain.

Ke kafe atau ke tempat dugem itu amalan orang yang mubasir. Para mubasir tempatnya di tempat yang enak enak tanpa ada yang membully tetapi siap siaplah untuk memperoleh murka dan azab Allah. 

Demikianlah sejumlah pilihan yang Allah berikan kepada kita. Semoga semua pilihan kita adalah yang terbaik untuk kita bukan yang terburuk. Semoga pilihan kita adalah keridhoan Allah bukan kemurkaan Allah. Pilihan kita adalah surga bukan neraka.

Aamiin yra.

Palembang, 18.1.2020

Alfakir,

Supli Effendi Rahim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun