Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala muhammad.
Saya bersyukur memperoleh kesempatan untuk mengunjungi  kota surabaya untuk bezuk  mantan mahasiswa saya sewaktu di PPS UNSRI. Beliau juga adalah owner dari perguruan tinggi tempat saya mengabdi. Setelah pamit kepada anak dan istri, saya berangkat menuju kota ikan Sura dan binatang buaya yang belakangan disebut Surabaya.
Sebelum berangkat dari rumah menuju ke kantor saya sempatkan dulu menulis dengan judul "sehat dan sakit itu hanya ujian". Di kantor saya menemui mahasiswa MKM Bina Husada untuk bertatap muka kepada para mahasiswa sebagai bekalan untuk mereka mempersiapkan ujian akhir semester pada Minggu depan.
Tanya mahasiswa tentang sakit
Coba saya mau tanya kalian sakit apa dan penyebabnya apa. Kepada mahasiswa A, kamu biasa sakit apa lalu penyebabnya apa. Mahasiswa A menjawab saya sakit ini dan penyebabnya perilaku. Lanjut kamu B. B menjawab sakit itu dan penyebabnya karena prilaku. Kamu C. C menjawab saya sakit itu dan ini. Semua dapat giliran. Banyak daftar penyakit yang mereka buat dan ternyata mayoritas kalau tidak 100 persen terjadi karena perilaku yang salah. Perilaku yang keliru. Perilaku yang kebangetan.
Saya bilang kepada mereka bahwa penyebab adanya penyakit itu, kita sepakati bersama, banyak. Ada yang generatif, ada yang degeneratif. Tetapi yang utama adalah prilaku kita sebagai pemicu dan pemacu.
Lalu pelajaran apa dari sakit ini saya tanya kepada mereka? Banyak kata mereka. Paling tidak bahwa penyakit ini mendatangkan hikmah yang banyak untuk kita ambil pelajaran. Untuk lebih lengkapnya baca tulisan saya di Kompasiana yang berjudul "sakit dan sehat hanya ujian".
Tiba di Surabaya
Alhamdulillah tanpa halangan yang berarti saya tiba di kota Sura dan baya itu. Di pesawat saya merenung tentang banyak hal antara lain bahwa Surabaya itu dulunya kota yang kumuh, tidak hijau, tidak asri.
Di Surabaya saya sengaja menyempatkan diri menggunakan moda transportasi rakyat yakni bis DAMRI, bis kota, taksi online dan ojek online. Dari airport saya naik DAMRI ke terminal bis Bungur Asih yang berdekatan dengan pabrik gudang garam. Alasan saya naik bis antara lain untuk melihat dari dekat moda transportasi massal di Surabaya dan keindahan kota bung Tomo ini.
Alasan lain adalah mengundur waktu untuk berkunjung ke RS tempat mantan mahasiswa saya itu. Karena jadwal bezuk sekitar pukul 16 wib.Â