Bismillah,
Sejak terjadi pandemi bahkan ada yang mengatakan plandemi Covid 19 banyak penjualan dan pembelian terjadi secara online. Pertanyaan yang segera timbul adalah apakah kita memang memang memerlukan barang yang kita beli? Apakah memang kita membeli barang itu? Atau kita jadi korban belanja online? Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan pertanyaan itu.
Apakah memang kita perlu?
Banyak sekali iklan yang selalu menghoda kita melalui face book, youtube, Instagram, WA, tweeter atau medsos lainnya. Mereka memang piawai menggoda para calon pembelinya dengan tampilan iklan yang diulang ulang, menyentuh hati dan fikiran penonton dst. Tapi yang jarang dibahas adalah apakah kita perlu yang akan kita beli dengan cara COD itu atau dengan cara transfer itu.
Para penjual online memang sangat piawai menjebak kita calon pembeli. Mereka sentuh psikis kita bahwa kita perlu produk mereka itu karena itu diperlihatkan sebagai barang bagus, obat ampuh, produk memperbaiki kehidupab sex kita, memperbaiki stamina kita dst.
Sekali kita tekan WA mereka maka langsung mereka secara gencar menyiapkan produk tersebut dengan jalan menyapa lagi, bertanya lagi sampai kita berjanji untuk membeli. Jika kuta sudah berjanji maka kita akan merasa munagik jika tidak membeli.
Namun setelah kiriman tiba yang dibayar swcara COD ternyata kita tidak memerlukan produk yangmahal itu. Baru kita menyesal. Itu yang saya sebut dengan nadimin dalam tulisan sebelumnya.