Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Hati-hati dengan Penjualan Online, Banyak Korban Berjatuhan

19 September 2021   12:03 Diperbarui: 19 September 2021   13:01 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Sejak terjadi pandemi bahkan ada yang mengatakan plandemi Covid 19 banyak penjualan dan pembelian terjadi secara online. Pertanyaan yang segera timbul adalah apakah kita memang memang memerlukan barang yang kita beli? Apakah memang kita membeli barang itu? Atau kita jadi korban belanja online? Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan pertanyaan itu.

Apakah memang kita perlu?

Banyak sekali iklan yang selalu menghoda kita melalui face book, youtube, Instagram, WA, tweeter atau medsos lainnya. Mereka memang piawai menggoda para calon pembelinya dengan tampilan iklan yang diulang ulang, menyentuh hati dan fikiran penonton dst. Tapi yang jarang dibahas adalah apakah kita perlu yang akan kita beli dengan cara COD itu atau dengan cara transfer itu.

Para penjual online memang sangat piawai menjebak kita calon pembeli. Mereka sentuh psikis kita bahwa kita perlu produk mereka itu karena itu diperlihatkan sebagai barang bagus, obat ampuh, produk memperbaiki kehidupab sex kita, memperbaiki stamina kita dst.

Sekali kita tekan WA mereka maka langsung mereka secara gencar menyiapkan produk tersebut dengan jalan menyapa lagi, bertanya lagi sampai kita berjanji untuk membeli. Jika kuta sudah berjanji maka kita akan merasa munagik jika tidak membeli.

Namun setelah kiriman tiba yang dibayar swcara COD ternyata kita tidak memerlukan produk yangmahal itu. Baru kita menyesal. Itu yang saya sebut dengan nadimin dalam tulisan sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun