Semoga bukan mimpi di siang bolong atau sekadar kampanye jelang KLB 27 Juli 2019, serta hadirnya kepengurusan PSSI baru mendatang, cita-cita menjadi 10 Besar Ranking FIFA dalam prestasi Timnas Indonesia di tahun 2045 sekaligus menjadi 10 Besar Organisasi Federasi Sepak Bola terbaik dunia.
Itulah yang diungkap oleh Sekjen PSSI Ratu Tisha, setelah terbentuknya National Dispute Resolution Chamber (NDRC) atau badan penyelesaian sengketa nasional.
Pembentukan NDRC Indonesia diawali dengan acara seminar yang diselenggarakan PSSI dengan melibatkan FIFA, FIFPRO, APPI serta perwakilan klub liga 1 dan liga 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (23/7/2019).
Terbentuknya Badan dan Penyelesaian Sengketa Nasional Sepak Bola Indonesia, karena PSSI ditunjuk FIFA sebagai federasi pilot project dalam pengembangan NDRC (National Dispute Resolution Chamber/Badan Penyelesaian Sengketa Nasional), dimana nantinya akan menjadi tempat pengaduan, khususnya pemain di liga setempat.
Yang menarik, tiba-tiba ada kata-kata tahun 2045 Indonesia akan masuk 10 Besar ranking FIFA dan 10 Besar Oganisasi Sepak Bola terbaik dunia yang diungkap oleh Sekjen PSSI. Pertanyaannya, apa dasarnya? Apa yang dijadikan garansi hal itu akan terwujud?
"Pada tahun 2045, saya berharap Indonesia bisa masuk hingga 10 besar ranking FIFA, selain itu juga saya ingin federasi kita memiliki catatan administrasi yang baik pula. Saya berharap adanya peningkatkan kualitas organisasi mulai dari level regional hingga nasional," imbuhnya.
Menurut Ratu Tisha, PSSI bukan siapa-siapa tanpa anggotanya.
"Bersama-sama saya ingin kita semua berbenah. Agar cita-cita tahun 2045 Indonesia bisa masuk 10 besar organisasi sepak bola terbaik di dunia dalam hal administrasi," ungkap Ratu Tisha.
Sungguh cita-cita yang sangat mulia. Bila Tisha mengatakan PSSI bukan siapa-siapa tanpa anggotanya, apakah lahirnya NDRC para anggota PSSI juga sudah tahu? Atau tahu setelah NDRC lahir?
Pertanyaan ini wajib diapungkan, sebab mengorganisasi kepanjangan tangan PSSI di daerah (Asprov, Askab, dan Askot) saja masih menjadi pertanyaan.
Jangan sampai PSSI melalui Sekjennya terus bermain keorganisasian dan kompetisi sepak bola nasional di level atas PSSI pusat hingga internasional, namun pembinaan dan kompetisi di daerah terpinggirkan.
Sejatinya, kehadiran NDRC, ini sangat strategis di sepak bola nasional. Sebab, selama ini PSSI sendiri juga menjadi penyebab kisruh legalitas pemain, terutama dari pemain-pemain jebolan pembinaan usia muda.