Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menarik, 9 Pertandingan Sepak Bola Usia Muda, 53 Kartu Dikeluarkan Wasit

1 Juli 2019   15:10 Diperbarui: 1 Juli 2019   15:28 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Kualifikasi Pekan Olahraga Pelajar Wilayah Daerah (Popwilda) Jawa Barat  Wilayah 1 cabang sepak bola yang berlangsung sejak 27 Juni hingga 1 Juli 2019, siang ini berakhir.

Ironis dan miris

Namun ada hal yang sangat penting wajib diperhatikan oleh tim-tim di wilayah lain, khususnya di arena kualifikasi Popwilda Jabar 2019, khususnya bagi para pembina dan pelatihnya, dan umumnya bagi PSSI, Kemenpora, Dinas Pendidikan, Disporyata, dan seluruh pembina dan pelatih sepak bola usia dini dan muda, serta stakeholder terkait.

Hal yang sangat mencolok dan memprihatinkan dari pandangan mata saya di kualifikasi wilayah 1 ini adalah, hanya dalam tempo 5 hari, dari 9 pertandingan, 49 kartu kuning dan 4 kartu merah melayang. 

Ironisnya, tim sepak bola Popwilda ini diisi seluruhnya oleh para pelajar kelahiran 2004/2003 yang masih dalam ranah pemain usia muda dalam pembinaan sepak bola nasional yang justru menjadi pondasi pemain-pemain nasional yang hebat di masa mendatang.

Bahkan yang lebih memiriskan hati, sebelum kartu kuning atau merah diberikan oleh wasit, sebelumnya senantiasa terjadi kericuhan antar pemain yang dekat dengan perkelahian masal.

Pertanyaannya, mengapa pemain usia muda yang rata-rata masih duduk di kelas 1 SMA/SMK ini sangat lemah mentalitasnya?  

Sangat jelas hampir rata-rata pemain sangat lemah kecerdasan intelegensinya, makanya sangat lemah pula personalitinya. Akibatnya, dari sembilan laga, setiap kali benturan menjurus keras selalu menyulut kericuhan. 

Bahkan ada pemain yang dalam pertandingan terlihat dendam membalas permainan kasar lawan, sang pelatih di pinggir lapangan justru tak terlihat memberi arahan dan menenangkan

Siapa yang harus bertanggungjawab bila melihat para pemain usia muda yang justru membawa bendera tim pelajar masing-masing kota/kabupaten lemah intelegensi dan personaliti? Sangat kontradiksi dengan label mereka sebagai pelajar. 

Perilaku pemain yang lemah intelegensi dan personaliti ini, seharusnya menjadi prioritas utama yang digarap oleh para pembina dan palatih tim Popwilda. Bukan hanya masalah teknik dan speed.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun