Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menggiring Opini Menjadi Populer

27 April 2019   06:10 Diperbarui: 27 April 2019   06:29 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Real Count (RC) KPU selalu stabil? Agar rakyat tidak terus curiga, sebenarnya KPU bisa saja secara terbuka menjelaskan kepada rakyat mengapa hasil RQnya selalu berkisar 55-45/56-54, terus begitu.

Agar bangsa ini terus terawat persatuan dan kesatuannya, bila benar KPU sedang tidak dalam proses menggiring opini publik, maka mengapa sistrm penghitungan (situng) KPU selalu stabil? Bukankah cara memasukkan data juga tetap manual? Lalu bagaimana ceritanya bila hasilnya selalu di angka yang sama?

Menurut pengamat dan ahli statistik Tras Rustamaji, patut diduga ada upaya penggiringan opini dari cara KPU input data C1 real count di webnya. Caranya dengan memasukkan dulu sebanyak-banyaknya data form C1 yang berasal dari Jawa Tengah yang sudah diketahui merupakan lumbung suara 01.

Sedangkan Jawa Barat yang merupakan lumbung suara 02 data form C1 yang diinput di Web KPU kalah jauh dari C1 Jateng. Padahal jumlah pemilih (DPT) Jabar lebih banyak dibanding Jateng.

Tras menjelaskan, dengan input perolehan suara yang dilakukan KPU saat ini yakni dengan lebih banyak memasukkan data dari Jateng daripada Jabar maka hasil yang diperoleh yaitu pasangan nomor 01 mendapatkan 55 persen suara sedangkan nomor 02 45 persen. Angka ini sama persis seperti angka yang dirilis oleh lembaga-lembaga survei politik.

"Jadi kalau liat real count KPU ini wajar kalau kita katakan ini adalah pembentukan opini, karena mereka masukan kantong 01 lebih banyak," kata Tras Rustamaji di akun twitternya.

"Kalau saya normalisasi Jateng, Jabar dan Jatim dari data ini. Artinya saya data entrynya normal tidak didahulukan jateng dan jatim, maka yg akan tampil perolehannya adalah 50 persen : 50 persen. Silakan dicoba. Artinya mereka bikin opini agar suara KPU = QC so far. Kawal suara!" lanjutnya.

Selain Tras, Marzuki Alie pun mengkritik bahwa hitungan real count versi KPU yang selalu stabil memenangkan pasangan calon 01. Menurutnya jika dalam konteks real count dengan ketimpangan dukungan wilayah per provinsi maka semestinya angka real count akan naik turun.

"Tapi real count KPU agaknya aneh, sejak awal angka stabil di 54 persen untuk petahana. Apakah input data KPU diatur," katanya di akun Twitter miliknya, Sabtu (21/4).

Selain itu, bila benar hitungannya selalu 55-45, maka bila kita analogikan pemilih berjumlah 100, maka perbedaan yang memilih 01 hannya 5 orang, artinya 45 orang pemilih 02 pasti selalu juga bertanya, apa benar yang pilih 02 benar-benar selalu 45?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun