Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

RA Kartini Tersenyum "di Sana" Melihat Wanita Indonesia Kini

21 April 2019   18:52 Diperbarui: 21 April 2019   19:01 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, Minggu, 21 April 2019, adalah peringatan Hari Kartini ke-55 tahun. Karena itu, besok  Senin, 22 April 2019 dapat dipastikan seluruh sekolah di Indonesia, khususnya TBM, TK, dan SMA, tentu akan memeringati. Sementara SD dan SMP akan konsen UN, dulu.

Terkait Hari Kartini, sudah  mentradisi dan membudaya dalam setiap peringatan, khususnya di sekolah-sekolah (TBM-SMA) seluruh Indonesia, akan ada lomba-lomba memakai baju adat, "fashion show", pawai, dan lain sebagainya.

Sementara di  tingkat perguruan tinggi dan instansi pemerintah, pegawai/karyawan memakai baju adat dari seluruh provinsi di Indonesia menjadi pemandangan  yang lazim.

Mengapa di peringatan Hari Kartini justru mentradisi kegiatan-kegiatan tersebut? Ternyata dengan adanya peringatan Hari Kartini, tak ubahnya perayaan mengenakan baju adat serempak secara nasional. Luar biasa.

Bayangkan bila tidak ada peringatan Hari Kartini, kira-kira kapan anak-anak hingga orangtua seluruh pelosok negeri ini dapat mengenal, menikmati, hingga mengenakan pakaian adat dari daerah lain.dan membanggakannya?

Lalu, bagaimana sejarah lahirnya Hari Kartini? Sejarah diperingatinya,  setelah ditetapkan oleh Presiden Soekarno dengan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964 tertanggal 2 Mei 1964 dengan ketetapan  Kartini  sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan sekaligus menetapkan hari lahirnya yaitu tanggal 21 April diperingati sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Kartini yang nama lengkapnya Raden Ajeng Kartini, lahir di Jepara, pada 21 April 1879, putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang Bupati Jepara.

Dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Dia diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12 tahun. Di sekolah, Kartini belajar antara lain bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena dipingit.

Atas kemampuannya dapat berbahasa Belanda, di rumah ia belajar sendiri, membaca, dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Buku-buku, koran, dan majalah Eropa yang dibacanya, membuat Kartini tertarik pada kemajuan cara berpikir perempuan Eropa.

Sahabat Kartini yang ada di Belanda kemudian mengumpulkan tulisan-tulisannya, lalu menerbitkannya dalam buku berjudul 'Door Duisternis tot Licht' atau Habis Gelap Terbitlah Terang. Dalam buku tersebut terdapat sejumlah kutipan inspiratif, yang dapat menjadi inspirasi bagi kaum wanita saat ini, untuk terus meraih mimpi dan cita-citanya.

Di antara motivasi yang menginspirasi adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun