Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mungkinkah Juara Grup K Kualifilasi Piala Asia U-23 Sudah Diatur?

27 Maret 2019   19:45 Diperbarui: 27 Maret 2019   19:55 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kualifikasi Piala Asia U-23 di Vietnam sudah berakhir. Hasilnya, di luar dugaan dan harapan, pasukan Garuda tersingkir dengan tragis. Kendati baru saja menjadi jawara Piala AFF U-22 dan diguyur bonus miliaran rupiah, tim besutan Indra Sjafri seolah tak berbekas kedikdayaannya seperti halnya saat tampil di Piala AFF.

Harapan tinggallah harapan. Bahkan pelatih Brunei saja kini sudah menganggap Indonesia selevel dengan tim mereka.

Atas kekalahan dan kegagalan tim yang baru saja dielu-elukan sebagai pahlawan  dan diguyur bonus karena juga bernuansa politik, maka hingga kini, di warung-warung kopi, di stasiun kereta api, dan di berbagai tempat, publik pecinta sepakbola nasional tak henti membincang kegagalan Indra Sjafri dengan pasukannya.

Ada yang berpendapat bahwa, begitulah kalau baru juara saja sudah diperlakukab sebagai pahlawan, maka tim jadi besar kepala.

Ada yang menyesalkan mengapa Indra memaksakan Egy dan Sadil yang hampir tidak berkontribusi dalam tim. Malah menjadi penghambat permainan cepat tim. Terlebih Egy yang sangat mencolok tampil jauh dari harapan.

Banyak publik yang bingung dengan strategi Indra Sjafri saat meladeni Thailand. Padahal tim Thailand bukan lagi tim yang sama seperti saat turun di Piala AFF. Selain menurunkan kompoisi pemain yang berbeda, mwngedepankan Egy yang baru bergabung, pun bermain terbuka dengan tim sekelas Thailand.

Bila di telusuri dan dicatat semua apa perbincangan publik sepakbola nasional yang kecewa atas kegagalan Luthfi Kamal dan kawan-kawan, tentu akan panjang sekali catatannya.

Di balik perbincangan publik yang pada akhir kesimpulannya mengerucut bahwa kegagalan Timnas U-22 menggapai tiket ke putaran final Piala Asia U-23 tahun depan, sebabnya adalah karena kesalahan manajemen PSSI dan strategi pelatih Indra Sjafri.

Namun, di balik kegagalan dari diri timnas sendiri, adakah publik sepakbola nasional menyadari? Apakah tidak janggal, Thailand yang begitu perkasa menggunduli Indonesia 4 gol tanpa balas, lalu begitu mudah ditaklukkan Vietnam juga dengan 4 gol tanpa balas.

Sementara, saat Vietnam meladeni Indonesia, kemenangannya pun diraih dengan susah payah. Bahkan status menang baru diperoleh di menit akhir  tambahan waktu dari tendangan sudut.

Ada apa dengan Thailand dan Vietnam? Begitu ngotot menyingkirkan Indonesia di lapangan, namun saat Thailand meladeni Vietnam, seolah Thailand memang sengaja ingin meloloskan Vietnam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun