Saya juga mencatat kompetisi hebat yang dilakukan oleh Asosiasi SSB yang di dirikan oleh berbagai pihak di Indonesia, namun karena para SSB anggota Asosiasi tersebut juga menjadi peserta kompetisi IJSL, LKG, dan LTS, mungkin dalam kesempatan berikut saya akan menyorot Asosiasi semacam FOSSBI, Blispi, LPM dan lainnya.
Kembali menyoal kehadiran IJL, IJL adalah kompetisi sepak bola usia dini dengan level berjenjang, saya catat eksistensinya mulai dikibarkan sejak 17 Agustus 2014. IJL menarik, karena Sang operator saya anggap bukan orang baru dalam sepakbola akar rumput, maka IJL yang pada tahun 2018 akan menggulirkan kompetisi edisi ke-4, semakin menambah angin segar dan melengkapi kompetisi sepakbola akar rumput yang dihelat pihak swasta.
IJL, juga menggelar kompetisi yang tidak berbenturan dengan kakaknya IJSL, LKG, dan LTS, karena IJL mengakomodir di level usia 9 dan 11 tahun.  IJL juga mengakomodir SSB se-Jabodetabek. Meski belum begitu mengapung ke permukaan seperti kompetisi IJSL, LKG, dan LTS, IJL tetap menjanjikan harapan yang sama  untuk pembinaan bibit sepakbola usai dini dan muda Indonesia.
Untuk edisi ke-4, IJL juga telah dinaungi sponsor, hinga pada gelaran kompetisi 2018 ini, nama IJL menjadi Indonesia Junior League Mayapada  (IJLM)2018, yang siap memutar roda kompetisinya pada Minggu, 11 Februari 2018.
Selamat kepada IJL yang berganti baju menjadi IJLM. Semoga IJL buka hanya melengkapi kehadiran IJLS, LKG, dan LTS yang sudah mencengkram kokoh lebih dahulu, namun juga semakin mengokohkan pembinaan usia dini dan muda pesepakbola Indonesia sebagai pondasi terbentuknya pemain timnas Indonesia yang handal. Cerda Intelegensi, teknik, personaliti, dan speed.
PSSI pedulilah
Carut marut pembinaan usia dini dan muda sepakbola nasional, entah kapan berakhir. Kehadiran LKG, LTS, IJLS, Liga lain, Asosiasi-Asosiasi SSB hingga IJL, bukan untuk menyaingi PSSI, namun justru mendukung kinerja PSSI dalam rangka suskses timnas.Â
Tolok ukur keberhasilan PSSI memang pada prestasi timnasnya, namun keberadaan pihak swasta yang mendukung pembinaan dan kompetisi akar rumput harusnya menjadi pelecut untuk PSSI dengan kepanjangannya Asprov, Askab, Askot untuk dapat bertindak seperti operator kompetisi akar rumput swasta, karena sejatinya semua kompetisi itu resminya ada di bawah PSSI, Asporv, Askab, dan Askot. Nasi, tidak akan terus menjadi bubur, bila PSSI bersikap!