Tidak dianggap tangguh oleh pelatih Myanmar, harus menjadi cambuk bagi Egy cs untuk membuktikan bahwa apa yang ada di kepala pelatih berkepala plontos tersebut salah. Bila Myanmar sangat displin mengawal daerah pertahanan dan memakai strategi serangan balik saat berupaya menyingkirkan Indonesia di pertandingan perdana, penggawa Garuda justru sangat terlihat ceroboh dengan mengosongkan daerah pertahanan yang menyiskan 2 pemain poros halang yang akhirnya merangkap menjadi bek kanan dan bek kiri, karena posisi bek kanan dan kiri lowong akibat pemain bersangkutan sangat aktif membantu menyerang, namun lambat kembali ke pertahanan. Setali tiga uang, para pemain gelandang yang bertugas membantu pertahananpun cukup lambat menutup ruang.
Bagaimana bila Egy tidak ada dalam posisi yang tepat saat tinggal menceploskan bola ke gawang yang sudah kosong? Lalu bagaimana bila Egy tidak melakukan keunggulan skillnya dengan menerobos pertahanan lawan secara individu dan melepaskan tembakan terukur dengan kaki kiri di penghujung injuri time? Apakah akan ada 2 gol tercipta dan membalikkan keadaan Indonesia mengangkangi Myanmar. Barangkali itulah alasannya, mengapa pelatih Myanmar tidak mau mengkui timnas U-19 bukanlah tim yang tangguh, karena menangnya karena keberuntungan.
Nah, saat jumpa Filipina, dalam waktu beberapa saat lagi? Melihat fakta bahwa Filipina bahkan sudah dipecundangi Brunie, maka secara logis, pertanyaanya adalah, berapa gol yang akan tercipta ke gawang Filipina dari para penggawa Garuda?
Mau dengan stategi rotasilah, atau strategi lainnya, yang pasti, di laga awal, Egy dan kawan-kawan belum menunjukkan timnas U-19 yang sebenarnya. Jadi, di partai ke dua petang nanti, semoga ciri dan gaya asli timnas U-19 akan muncul. Harus lahir pemain pembeda selain Egy. Menggapi juara masih perlu beberapa langkah dan tangga.
Ayo jangan bikin was-was lagi Egy. Jangan bikin kartu kuning lagi Egy. Target menggapai juara masih dalam mimpi. Wujudkan sesuai kemampuan dengan cerdas intelejensi, cerdas teknik, cerdas mental, cerdas fisik. Tiga generasi timnas (U-16, U-22, dan timnas senior) sementara gagal buktikan prestasi. Jangan mengulang kesalahan di tempat yang sama seperti mereka, maka kalian dapat menggapai juara. Amin. Singkirkan dulu Filipina!
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI