Demam lato-lato sampai juga di daerah saya. Mainan jadul yang bangkit kembali dengan suara tok-tok atau nok-nok ini dimainkan hampir semua anak. Anak laki-laki atau anak perempuan juga memainkannya.Â
Setelah saya amati ada beberapa variasi permainan lato-lato ini. Ada yang dari tali tambang ada juga dari tali bukan tambang yang sifatnya lentur. Atur-atur bisa warna seragam, bisa juga berbeda warna. Dan supaya lebih bergaya gitu.Â
Mainan yang sebelum viral berharga sekitar Rp 5.000 kini dijual harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Pedagang mainan yang saya temui hampir semuanya menyediakan lato-lato.Â
Ada pedagang yang mempacking  lato-lato dalam satu plastik. Ada juga pedagang yang meletakkan lato-lato satu kardus penuh. Pembeli tinggal mengambil sesuka hati sesuai warna maupun tali yang diminati. Sampai begitu strategi pedagang supaya pembeli tertarik. Tentu saja warung atau pedagang yang memiliki banyak lato-lato lebih disenangi daripada perdagangan yang memiliki lato-lato terbatas.Â
Anak-anak tidak kenal waktu memainkannya. Dari pagi siang sore nggak malam selalu terdengar lato-lato. Kadang memainkannya sendiri-sendiri kadang juga berkelompok atau bahkan ditandingkan.Â
Banyak orang tua yang merasa bersyukur dengan kemunculan lato-lato yang viral ini. Minimal mereka dialihkan dari gadget yang selama ini dikeluhkan banyak orang tua.Â
Saya punya dua anak laki-laki. Keduanya juga kena demam lato-lato. Saat ini sudah habis empat lato-lato. Dua buah ilang, dua buah rusak. Saya juga tertarik memainkannya. Awalnya saya tidak bisa. Meskipun katanya dulu pernah ada tapi seingat saya belum pernah memainkannya. Butuh beberapa hari sampai saya lumayan bisa setelah talinya dibikin pendek. Ternyata kalau talinya pendek lebih cepat bisanya. Akhirnya saya bisa memainkannya meskipun belum bisa lewat dari 1 menit lamanya.Â
Ternyata memang asik dan menantang. Karena tidak mudah memainkannya. Sehingga ini yang membuat anak-anak tertarik untuk memainkan lato-lato ini. Memang kalau permainan terlalu mudah juga kurang menantang sehingga kurang antusias. Saya mendukung adanya permainan lato-lato. Namun, tetap perlu pengawasan dari orang tua karena lumayan sakit kalau kebentur tangan atau bagian tubuh lainnya. Mudah-mudahan anak-anak bisa menjaga diri saat bermain lato-lato.Â