Mohon tunggu...
LCN Dua Tujuh Delapan
LCN Dua Tujuh Delapan Mohon Tunggu... Editor - Editor yang haus pengetahuan

Soar to the sun crossing the sea

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Emas atau Indonesia "Cemas" (Semangat Peringatan 113 Tahun Kebangkitan Nasional)

20 Mei 2021   04:15 Diperbarui: 20 Mei 2021   04:28 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 : Pangsa Pasar Medical Alley dan Capaian di tahun 2020/ medicalalley.org

"Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka (Ir Sukarno)"

Tidak terasa sudah 113 tahun semenjak semangat Kebangkitan Nasional dikumandangkan dan dideklarasikan sebagai "embrio" terbentuknya Bangsa Indonesia yang mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Bukan hal yang mudah untuk mempersatukan negara yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang terbentang dari Pulau We hingga Pulau Rote. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya dan Nilai Tradisi Luhur. Terdiri dari  ribuan suku segala kekayaan bahasa,adat istiadat, kearifan lokal dan budaya, serta salah satu satu negara dengan potensi kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) ke-4 di dunia  (Sumber : Sensus Worldometers, 14 Desember 2020). 

Bahkan, David Man pengamat ekonom Standard Chartered memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara terbesar ekonomi ke-4 (empat)dunia. Hal ini sangat beralasan dan logis, karena kita bangsa dan negara Indonesia memiliki dari sisi manapun memiliki semuanya, yaitu potensi Sumber Daya Alam (SDA), SDM, letak Geopolitik dan Geostrategis, Potensi Pasar Produksi dan Ekonomi , dan Demografis. Sebanyak 7 dari 10 negara berkembang diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030. 

Hal ini berdasarkan proyeksi jangka panjang yang dirilis Standard Chartered Plc. Dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/1/2019), peringkat tersebut didasarkan pada nominal produk domestik bruto (PDB) berdasarkan paritas daya beli atau Purchasing Power Parity (PPP) (dikutip dari Kompas.com dengan judul "2030, Indonesia Diprediksi Jadi Negara Ekonomi Terbesar Keempat di Dunia"). 

Tentu saja kondisi di atas mampu kita raih dengan catatatan  situasi Poleksosbudhankam (Politik Ekonomi Sosial Budaya Pertahanan dan Kemananan) dalam Negeri stabil serta kondisi kawasan regional dan internasional yang kondusif. Kondusif disini adalah kondisi dimana aktifitas perekonomian dan politik berjalan aman lancar tanpa adanya gangguan yang bersifat global, seperti halnya pandemik, peperangan, embargo, krisis ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta konflik internal dalam Negeri atau Luar Negeri. Sehingga tidaklah salah dan muluk-muluk bahwa cita-cita Indonesia Emas tahun 2045 (100 tahun setelah Indonesia merdeka) Indonesia akan menjadi salah satu negara Super Power di dunia bersama Amerika Serikat , RRT, Rusia, Perancis dan Britania Raya.

Pernyataan tersebut bukanlah 'mimpi' di siang bolong dan impian halusinasi yang menyatakan bahwa Indonesia mempunyai cita-cita untuk menjadi negara maju di tahun 2045. Data tersebut tercermin dalam prediksi ekonomi serta potensi kemajuan yang dicapai oleh Indonesia hinna saat ini. 

Terutama dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2045 dengan pendapatan per kapita lebih dari US$23.000 dari posisi tahun 2020 sebesar US$3.912.“Untuk mencapainya target itu, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang konsisten antara 5,7% sampai 6,2% per tahun,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menjadi pembicara Pelatihan Kepemimpinan Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) secara daring dari Situation Room Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (7/4/2021) (Warta Ekonomi.Co.id : Dengar! Ini Pernyataan Terbaru Pak Moeldoko: Indonesia Bisa Jadi Negara Maju 2045). 

Senada dengan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) , hal tersebut juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyatakan bahwa pada 2045 mendatang, atau tepat pada peringatan 100 tahun kemerdekaan, Indonesia diperkirakan akan memiliki total penduduk setidaknya 309 juta jiwa, di mana hampir 90% penduduk Indonesia menjadi kaum urban, atau tinggal di daerah perkotaan.Proyeksi tersebut, berdasarkan asumsi apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di angka 6%. 

Bahkan, pemerintah pun meyakini, bukan tidak mungkin pada periode tersebut, Indonesia bisa menjadi negara ke-5 dengan perekonomian terbesar di dunia.Hal tersebut dikemukakan Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum di Unversitas Dipenogoro, Semarang dengan tema Digital Disruption : Peluang dan tantangan Membangun Pondasi Ekonomi Indonesia, Senin (9/4/2018), seperti dikutip CNBC Indonesia melalui halaman resmi Kementerian Keuangan. Pertanyaan selanjutnya siapakah "Motor Penggerak" dan Pemangku Kebijakan di tahun 2045 tersebut, jawabannya hanyalah satu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun