Mohon tunggu...
sunaryo broto
sunaryo broto Mohon Tunggu... -

Ayah 3 anak dan karyawan perusahaan pupuk yang mendalami bidang SDM. Hobi menulis, membaca, traveling, fotografi, melukis dll. Ada beberapa bukunya yang sudah terbit, Catatan Haji Sebuah Hati, Demang Atmodikromo, Ronggo Karyosarono, Balada manusia Industri (Antologi Puisi), Tentang Waktu (Kumpulan Puisi), Pertemuan di Kebun Raya (Kumpulan Cerpen) dll

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Novel Pulang dari Tere Liye

7 Februari 2018   14:40 Diperbarui: 7 Februari 2018   14:50 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya sudah lama tahu nama Tere Liye, yang bernama asli M Darwis tetapi belum seberapa tertarik untuk membaca bukunya. Saya kira Tere penulis buku novel remaja karena anak saya juga ingin membeli buku dia. Lalu beberapa kali saya membaca kutipan pendapatnya yang menarik. Atau dia membuat statemen di media social yang menarik. Saya mulai tertarik. Siapakah dia?

Waktu ada berita sekitar September 2017 tentang protes seorang penulis terhadap pajak profesi yang infonya pajak untuk penulis paling tinggi. Saya tertarik membacanya dan penulis itu Tere Liye. Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya menanggapi dengan simpati khusus untuk Tere dan mengajaknya berdiskusi. Di akhir surat Sri Mulyani mengutip nama tokoh Bujang di novel Pulang dan tokoh Sri Ningsih di novel Tentang Kamu. Sri Mulyani juga menyebut kalau penulis alumni Akutansi UI. Saya jadi tertarik membaca bukunya.

Di suatu kesempatan ke Yogya, saya membeli novel Pulang dan saya baca langsung di beberapa perjalanan. Ternyata Tere sangat produktif. Dalam kurun sekian tahun sudah menulis sekian buku novel tanpa mengurangi pekerjaannya sebagai akuntan. Dia juga sebagai karyawan yang bekerja rutin. Wah jarang penulis seperti ini.

Buku setebal 400 halaman bersampul dominan warna hijau ini yang terbit pertama pada September 2015 sudah dicetak ulang sampai 26 kali. Berarti laris manis.

Buku dibuka dengan perkenalan tokoh utama si Babi Hutan, seseorang yang dipanggil Bujang pada usia 15 tahun, tidak sekolah dan tidak punya rasa takut. Bujang anak Samad, seorang tukang pukul keluarga tauke dan Midah, anak kyai Tuanku Imam. Bujang juga cucu seorang ulama sekaligus cucu mantan preman. Tinggal di rumah talang di pelosok hutan Bukit Barisan. Sebuah peristiwa yang dapat mengubah nasib si bujang, yaitu membunuh pimpinan babi hutan yang sangat besar dan menyelamatkan seorang tauke kaya raya Keluarga Tong, salah satu boss dari pelaku shadow economy.

Lalu cerita merembet ke si Bujang yang sudah matang pengalaman, penyandang dua gelar master di USA dan bertemu dengan calon presiden -- yang suka berbaji putih panjang, mendekati ciri Presiden Jokowi. Waktu bertemu dengan calon presiden Bujang bercerita tentang fenomena shadow economy. Shadow economy adalah ekonomi yang berjalan di ruang hitam. 

Ada yang menyebutnya black market, under ground economy. Kegiatannya bukan narkoba, judi atau prostitusi tetapi pencucian uang, perdagangan senjata, transportasi, property, minyak bumi, valas, pasar modal, retail, teknologi mutakhir, alat-alat medis terbaru dll yang semuanya dikendalikan oleh institusi pasar gelap. Tidak dikenali masyarakat, tidak terdaftar di pemerintah, tidak diliput media massa. Nilainya setara dengan 18-20% GDP dunia. Nilai sebenarnya bisa dua kali lipatnya.

Lalu cerita berjejer, berulang set back sekian tahun lalu. Tetapi mudah dirangkai. Bujang diasessment oleh seorang yang berpendidikan dan warga USA, Frans dan terlihat bahwa ternyata dia pintar. Lalu Frans ditugaskan mengajari dan Bujang bisa mengejar ketinggalan pelajaran. Bujang ikut ujian SD sampai SMA dan lulus. Mendaftar ke Ekonomi UI dan lulus dengan nilai terbaik. Mendaftar master di universitas terbaik di USA dan lulus dua master. Bukan hanya itu fisiknya pun kuat. 

Dilatih oleh Guru Bushi, samurai terbaik dunia dari Jepang dan juga dilatih Penembak terbaik, Salonga dari Philipina menjadi penembak terbaik. Bahkan dilatih lari oleh tukang pukul Keluarga Tong, Kopong dan bisa mengalahkan pelari dunia dalam sebuah pertandingan tak resmi. Bujang juga bisa berkelahi dan mempunyai nyali. Pokoknya komplet.

Bujang menjadi pelaku utama. Semua kegiatan Bujang dalam dunia shadow economy ditampilkan dengan fasilitas kelas satu, mempunyai pesawat jet pribadi, mobil mewah, sopir, asisten. Tak ada kendala ekonomi maupun regulasi. Semua seolah berjalan lancar dan tak ada persinggungan dengan pemerintah. Diceritakan juga persaingan di antara pelaku shadow economy, baik local maupun internasional dan intrik-intrik dalam kegiatan shadow economy. Dalam dunia shadow economy, pembunuhan adalah hal yang biasa.

Pada puncak cerita, dengan berbagai intrik dan pengkianatan, si Bujang di titik nadir bawah di rumah Kopong dan ditolong oleh kakak ibunya yang mempunyai pesantren, Tuanku Imam yang berusia 80 tahunan. Bujang seakan melihat masa lalu dan keluarganya dari sisi yang lain. Bujang ternyata juga cucu seorang kyai dan masih mewarisi hati. Bujang sadar. 

Keberaniannya yang sempat menghilang karena kematian ibu, bapak dan taukenya perlahan pulih kembali. Dengan penuh perjuangan Bujang merebutnya kembali. Dan cerita menjadi happy ending untuk si Bujang. Titik nadir atasnya, Bujang mempunyai kesadaran baru, Pulang untuk menghadap Tuhannya. Seperti harapan dan doa ibunya sepanjang hidupnya.

Cerita yang memikat dengan kalimat yang enak. Ada beberapa kutipan yang menarik. Kutipan dari hal 387 dari Guru Bushi untuk muridnya Bujang," Sejatinya, dalam hidup ini kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme. Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu maka pertempuran lainnya akan mudah saja."

Nasihat Tuanku Imam pada Agam, nama asli Bujang pada pagi setelah Subuh. Hidup adalah perjalanan panjang. Kumpulan dari hari-hari. Jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan. Jangan pernah dilawan karena kau pasti kalah. Mau semuak apapun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Jangan mencoba membencinya, melawannya, itu tidak pernah menyelesakan masalah. Peluklah semua. Peluklah erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai. Semua pertanyaan, keraguan, kecemasan, kenangan masa lalu, peluklah erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu dibenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?

Mengomentari kematian ibu Bujang, Tuanku Imam berkata, "Saat hari kematian tiba. Itu adalah hari terindah miliknya. Genap pengabdiannya, tunai baktinya. Meski bisa jadi menjadi hari yang tidak indah bagi bapakmu. Bagimu." Hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapapun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran

Ada yang perlu menjadi catatan pada jalan cerita. Meski jalan cerita hak sepenuhnya penulis. Si Bujang yang selama 15 hidup di hutan dan tak bersekolah begitu mudahnya menyesuaikan diri dengan kehidupan kota dan lulus master dari USA. Bujang memang istimewa. Terlalu istimewa. Cerita shadow economy seakan dalam dunia tersendiri. 

Seperti cerita Farm nya George Owell dalam dunia binatang. Apapun bisa terjadi. Kalau Farm masih bisa dimaklumi karena cerita fabel dalam dunia binatang. Seperti cerita film kartun yang apapun bisa terjadi. Bahkan dilindas kereta saja tubuhnya hanya gepeng dan nanti tumbuh lagi dan tidak mati.

Semua cerita seperti membawa senjata, membawa pasukan bersenjata dengan helicopter dari luar negeri, membawa pesawat jet, mencuri koleksi museum di Singapura yang sangat ketat pengamannya, pertempuran di gedung tinggi, pertempuran di pelabuhan dll tak ada sedikitpun yang bersentuhan dengan aparat pemerintah. Seolah tak sedikitpun tersentuh oleh regulasi di Negara itu. Persis seperti adegan film-film mafia, yakuza yang biasa saja dengan kekerasan dan pembunuhan.

Juga mempersiapakan tim White, anaknya Frans si Amerika yang mantan marinir dengan senjata komplet, mengumpulkan beberapa temannya dari luar negeri dan membawa heli dalam waktu sehari? Berlaku juga untuk Tim Salonga dengan murid-muridnya penembak jitu dari Philipina, yang menyiapkan tim dalam waktu sehari untuk membantu Bujang menyerang maskar besar di sebuah gedung di jalan utama ibukota yang dikuasai Basyir?

Yeah apapun yang ada novel ini cukup enak dinikmati. Tak terlalu berat. Enak dikunyah sedikit-sedikit  tiap hari di sela waktu. (Sunaryo Broto, Bontang, 8 Oktober 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun