Mohon tunggu...
Sunardi Sunardi
Sunardi Sunardi Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 126 Rejang Lebong

Guru Penggerak Angkatan 5 Kab. Rejang Lebong

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi Antar Materi Modul 2/3 Coaching untuk Supervisi Akademik

26 September 2022   22:43 Diperbarui: 26 September 2022   22:50 7655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Fokus pada Coachee

Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada coachee atau rekan sejawat yang akan kita kembangkan. Pada saat kita mengembangkan kompetensi rekan sejawat kita, kita memusatkan perhatian kita pada rekan yang kita kembangkan, bukan pada "situasi" yang dibawanya dalam percakapan. Fokus diletakkan pada topik apa pun yang dibawa oleh rekan tersebut, dapat membawa kemajuan pada mereka, sesuai keinginan mereka.

Bersikap Terbuka dan Ingin Tahu

Paradigma berpikir yang kedua adalah bersifat terbuka dan ingin tahu. Kita perlu berpikiran terbuka terhadap pemikiran-pemikiran rekan sejawat yang kita kembangkan.

Memiliki Kesadaran Diri yang Kuat

Paradigma berpikir coaching yang ketiga adalah memiliki kesadaran diri yang kuat. Kesadaran diri yang kuat membantu kita untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan dengan rekan sejawat.

Mampu Melihat Peluang Baru dan Masa Depan

Paradigma berpikir coaching yang keempat adalah mampu melihat peluang baru dan masa depan. Kita harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa membawa rekan kita melihat masa depan.

Selanjutnya, prinsip-prinsip coaching dalam mengembangkan kompetensi sebagai seorang pemimpin pembelajaran perlu diterapkan sehingga coaching yang dilakukan akan semakin memberdayakan.  Prinsip coaching dikembangkan dari tiga kata/frasa kunci pada definisi coaching, yaitu “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”. Dalam berinteraksi dengan rekan sejawat atau siapa saja, kita dapat menggunakan ketiga prinsip coaching tersebut dalam rangka memberdayakan orang yang sedang kita ajak berinteraksi.

Percakapan coaching yang menjadi acuan interaksi antara Pemimpin Pembelajaran dan Kepala Sekolah yang disebut sebagai coach dan Rekan Sejawat yang disebut sebagai coachee. Dalam percakapan coaching tersebut ada sebuah alur percakapan coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna yaitu alur TIRTA.

TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching  yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will.  Model Grow selanjutnya diadopsi dalam bentuk alur percakapan coaching TIRTA yakni menetapkan Tujuan dari percakapan, Identifikasi dengan menggali hal yang sedang dibicarakan, Rencana Aksi yakni merencakan yang harus dilakukan dari percakapan yang dilakukan, dan Tanggung jawab atau komitmen dari hasil perckapan yang dilakukan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun