Dari dunia digital kita mengenal istilah microcelebrity, sebuah istilah yang diciptakan oleh Theresa M. Senft pada tahun 2001 dalam bukunya yang berjudul "Camgirls", tentang perempuan muda yang menyiarkan kehidupan mereka melalui internet.Â
Istilah lain untuk orang yang terkenal lantaran kehidupan disiarkannya dan sudah terlalu dekat dengan warganet serta tersebar dalam pemberitaan di berbagai platform digital juga media sosial hingga pers adalah selebriti media sosial (influencer).Â
Dari istilah microcelebrity atau selebriti media sosial (influencer) kita mengenal istilah turunannya, sesuai dengan media sosial yang melambungkan satu nama atau akun pemiliknya.Â
Ada SelebTiktok dari media sosial TikTok, ada Selebgram dari media sosial Instgaram, dan SelebTweet/SelebX dari media sosial Twitter (sekarang media sosial X) atau sebutan lain dari media sosial lainnya.Â
Tetapi ada satu fenomena yang lepas dari pengamatan kita semua. Suatu fenomena yang dilakukan oleh pejabat-pejabat yang berangkat dari dunia politik di ruang digital publik.Â
Entah dengan niat yang tulus untuk unjuk kerja atau hanya berdalih agar terlihat kerja dan kerja, seluruh aktivitas kehidupan terutama aktivitas kerja pejabat yang terafiliasi politik kini disiarkan langsung ke ruang-ruang digital publik nyaris setiap detik. Apakah ada yang salah dengan aktivitas ini?Â
Sebagai mahluk sosial yang hidup di generasi topping, tentu tidak ada yang salah dengan aktivitas mengonten, terlebih jika latar belakang yang dibangun antara dunia di balik panggung (konten) dan kenyataan berasal dari realitas sosial yang sama, tanpa dibuat-buat. Tanpa ada drama di dalamnya.Â
Artinya, antara kehidupan nyata (back stage)Â dan kehidupan di depan kamera atau ngonten (front stage)Â tidak mempunyai perbedaan dan berkesesuaian antara realitas dan fakta di baliknya.Â
Tetapi masalahnya, antara realitas dan fakta di baliknya, nyatanya sering kali bertentangan atau berlawanan. Di sinilah dramaturgi dimulai.Â
Belum lama ini misalnya, publik (rakyat) dibuat terkejut dengan peristiwa OTT KPK Noel Ebenezer---panggilan akrab Immanuel Ebenezer--- yang dilakukan pada Rabu, 20 Agustus 2025. Dalam operasi tersebut, KPK meringkus 14 orang di berbagai lokasi yang terdiri atas pegawai di Kementerian Ketenagakerjaan dan pihak swasta. Di mana letak keterkejutannya?