Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Bukan Ragu, Relevansi Kebutuhan Kerja dan Penghasilan Gen Z Tak Ramah KPR

18 Juni 2025   11:50 Diperbarui: 18 Juni 2025   12:56 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era ekonomi gig atau ekononomi serabutan ketika sekelompok orang (dikenal sebagai pekerja serabutan atau pekerja gig) lebih memilih melakukan pekerjaan lepas dan pekerjaan sampingan tanpa keterikatan pada perusahaan, maka kerja permanen yang terikat pada perusahaan kini mulai tidak diminati.

Seiring pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dengan berbagai kemudahan fasilitas yang ditawarkan, jenis pekerjaan yang semakin diminati oleh sebagian besar kaum yang identik dengan gen Z merujuk pada pekerjaan lepas, sampingan, freelance, paruh waktu, sambilan, bebas, tidak terikat waktu dan aturan.

Jenis pekerjaan demikian cenderung tidak terikat oleh waktu dan aturan bahkan penghasilannya tidak terikat oleh regulasi yang terkoneksi dengan tanggung jawab pajak. 

Berbagai jenis pekerjaan tanpa ikatan dan aturan yang kini diminati terutama yang bisa dijalankan secara online antara lain, copywriter, graphic design, content creator, sosial media officer, voice over talent, photo editor, reseller, droshiper, affiliator, digital marketing, jasa konsultan, jasa penerjemah, blogger, podcaster, youtuber, gamer online, influencer, data entry, data analys dan masih banyak lagi. 

Pekerjaan yang disebutkan kemudian menjadi lebih banyak dibutuhkan oleh kaum muda sebab lebih relevan terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun daya saing ekonomi gig di tengah maraknya PHK tidak terbilang main-main. 

Kaum muda yang berminat pada bidang-bidang pekerjaan ekonomi gig tidak hanya akan bersaing dengan sesama pencari kerja melainkan juga dengan Artificial Intellenge (AI).  

Namun relevansi kebutuhan kerja dan penghasilan yang didapat dari jenis-jenis pekerjaan gig ekonomi ternyata tak ramah KPR. Hal tersebut mengingat bahwa penghasilan kaum muda di ekonomi gig cenderung tidak terkoneksi dengan sistem penggajian formal perusahaan sehingga tanggung jawab kewajiban membayar pajak pun tidak terdeteksi. 

Oleh karena itu, selain besaran penghasilan tidak tetap yang diterima tidak terkena regulasi potongan pajak, penghasilan personal yang bukan di bawah kendali manajemen perusahaan formal yang tidak dapat memberikan bukti penghasilan yang terdokumentasi di setiap bulannya dalam bentuk slip gaji. 

Sementara slip gaji yang menunjukkan nominal besaran gaji atau penghasilan per bulan setiap pekerja, masih merupakan salah satu syarat utama untuk memenuhi pemberkasan persyaratan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Jaminan penghasilan tidak tetap yang tidak dapat ditunjukkan oleh kaum muda pekerja yang cenderung bekerja pada jenis pekerjaan ekonomi gig menunjukan bahwa relevansi kebutuhan kerja dan penghasilan Gen Z menjadi tak ramah KPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun