Dari peristiwa Andre yang diteriaki maling, komentar Faisal Basri pada kasus impor minyak goreng, kejadian viral pelakor hingga saling tunjuk pelaku curang di Pilkada Jakarta--dari peristiwa, kasus atau kejadian semacam itulah selanjutnya fenomena materling berasal dan diambil dari kata maling teriak maling. Tapi mengapa seseorang atau sekelompok orang mau melakukan aksi materling?Â
Ketika seseorang atau sekelompok orang memiliki keinginan tetapi tak mempunyai kemampuan atau kemauan dengan berusaha dan berproses untuk menggapai keinginan itu, sementara nafsunya terus meronta-ronta agar keinginan segera dipenuhi, munculah daya dan cara instan untuk bisa meraih keinginannya itu.Â
Salah satu cara yang bisa dan mudah dilakukan yaitu dengan aksi materling, yakni menunjuk kesalahan pada orang lain yang memiliki sesuatu yang diinginkan oleh penuduh, berupaya mengambil alih kepemilikkan atau penguasaan atas keinginannya dengan cara mengalihkan perhatian banyak orang melalui tuduhan atau tudingan tersebut.Â
Sederhananya, materling adalah berupaya mengambil alih kepemilikkan atau penguasaan atas sesuatu dengan cara mengkambinghitamkan pemiliknya atau orang yang menguasai sesuatu itu. Tetapi apa dasar seseorang atau sekelompok orang melakukan materling?Â
Di balik aksi materling ada rasa dengki atau nafsu ingin menguasai yang tak mampu dikendalikan, seringkali rasa itu datang bukan karena sekadar untuk memenuhi kebutuhan perut atau makan. Materling cenderung merupakan upaya sengaja untuk mengambil alih hak orang lain karena dengki atas apa yang dimiliki atau dikuasai orang tersebut. Juga bisa karena nafsu ingin menguasai yang tidak bisa dikendalikan oleh pelakunya.Â
Aksi materling menunjukkan adanya akumulasi kelemahan sifat manusia yang tersimpan. Kemudian saat salah satu di antaranya terpicu oleh kesempatan atau situasi yang ada, materling dilakukan. Kencenderungan sifat itu antara lain sifat tak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki, dengki atau iri atas apa yang dimiliki orang lain, tidak mau mengalah, merasa paling benar, serakah, maracuk, malas dan tidak sabaran.   Â
Parahnya, fenomena materling sudah menginfeksi berbagai kalangan termasuk para elite dan kaum intelektual. Sehingga kebanyakan orang sekarang tidak peduli asal dan pendidikannya, teramat mudah menuduh, menuding atau menunjuk orang lain melakukan kesalahan atas kesalahan yang sebenarnya dia lakukan sendiri.Â
Fenomena maling teriak maling atau untuk arti luas disingkat materling, yang telah menyasar ke berbagai persoalan selain tentang uang, harta atau benda, bila dibiarkan akan terus berkembang dan mengganggu serta menimbulkan masalah interaksi sosial dan terutama dalam hal melakukan penegakan hukum yang berkeadlian.Â
Maka untuk bisa meredamnya diperlukan kepastian penegakan hukum yang berkeadilan. Kemudian mengaktifkan kembali literasi tentang etika, adab, nilai, norma, agama dan moralitas agar memberikan pemahaman betapa pentingnya kita sebagai manusia memiliki sifat-sifat positif dan membentuk karakter positif demi menciptakan ketertiban, ketentraman dan kedamaian dalam berbagai aspek kehidupan.
 Â
Referensi